TEMPO.CO, Jakarta - Orang dengan komorbid mengkhawatirkan efek samping vaksin Covid-19 dan keamanannya. Di antaranya orang dengan penyakit lupus.
Apakah orang dengan lupus atau odapus aman disuntik vaksin covid-19 dan bagaimana efek sampingnya pada komorbid tersebut. Apakah obat yang mereka konsumsi selama ini akan terpengaruh dengan kandungan dalam suntikan vaksin tersebut.
Ketua Satgas Covid-19 IDI, Profesor Zubairi Djoerban, mengatakan jika umumnya obat lupus tidak akan berpengaruh. Dalam beberapa kasus, terutama yang menggunakan obat imunosupresan yang kuat, dokter akan member instruksi khusus.
Menurutnya, odapus tidak dilibatkan dalam uji klinis vaksin. Tapi, tidak ada bukti vaksin akan menghasilkan flare atau gejala memburuk pada odapus.
“Flare itu kan ketika gejala lupus memburuk dan odapus akan merasa sakit sebagai akibatnya,” ujarnya, dikutip dari akun instagramnya.
Dia menyarankan untuk melakukan diskusi dengan dokter sehingga Anda tahu apakah harus dapat vaksin sesuai jadwal atau ditunda. Profesor Zubairi sendiri menganjurkan orang dengan lupus untuk disuntik vaksin, kecuali ada alasan lain tidak menerima vaksin, seperti memiliki riwayat alergi parah. Dia juga menyatakan odapus tidak lebih rentan terinfeksi Covid-19 selama menerapkan protokol kesehatan yang tepat.
Baca juga: Dokter: Penderita Lupus Lebih Berisiko Terjangkit COVID-19
“Artinya, odapus itu harus #pakaimasker, hindari kerumunan, sering #cucitangan, jaga kesehatan mental dan emosi, plus tetap berhubungan dengan dokter untuk perawatan,” tambahnya.
Dia juga memaparkan efek samping vaksin Covid-19 terhadap odapus juga sama dengan orang lain pada umumnya, yakni efek samping lokal dan sistemik. Untuk yang lokal merasakan nyeri sedikit dan agak kemerahan. Kemudian yang sistemik disertai demam dan mengantuk sebentar.
Namun, dia mengatakan jika odapus baru memulai pengobatan dan mendapat obat metilprednisolon dalam dosis tinggi (32 mg atau 48 mg per hari) sebaiknya vaksinasi ditunda. Vaksinasi baru bisa dilakukan setelah dosisnya sudah diturunkan menjadi 8 mg per hari, yang biasanya dua bulan setelah dosis tinggi obat sebelumnya.
Dia juga mengimbau penderita lupus yang terinfeksi Covid-19 harus konsultasi dengan dokter dan jangan menurunkan dosis obat atau menghentikan obat atas keputusan sendiri, harus sesuai dengan anjuran dokter.