TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) meminta pemerintah memprioritaskan pasien kanker padat dalam program vaksinasi Covid-19. Alasannya, kelompok ini berisiko mengalami gejala berat sampai kematian apabila terinfeksi oleh virus corona.
Kanker padat artinya pertumbuhan sel abnormal atau tumor pada organ 'padat' seperti payudara atau prostat. Sebaliknya kanker padat contohnya leukemia, yaitu kanker yang mempengaruhi darah, yang berbentuk cairan.
Ketua Umum PERABOI, Walta Gautama, mengatakan angka kejadian pasien kanker padat di Indonesia saat ini cukup tinggi. Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta sebagai pusat kanker nasional, dalam setahun masa pandemi ini tercatat 359 pasien kanker dirawat dengan kasus Covid-19.
“Angka kematiannya juga lebih tinggi dari populasi pasien nonkanker. Dari jumlah data itu, tercatat kasus kematian sebanyak 23 persen," kata Walta dalam webinar 'Pentingnya Vaksinasi bagi Pasien Kanker' pada Rabu, 10 Februari 2021 yang diselenggarakan PERABOI
Walta menambahkan angka ini jauh lebih tinggi dari rata-rata kematian pada populasi nonkanker. Saat ini berdasarkan data Satgas Nasional Covid-19, dari seluruh pasien COVID-19 dengan komorbid, kanker menempati urutan kedelapan dengan jumlah 1,8 persen dari total jumlah pasien Covid-19 dengan komorbid.
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta, R. Soeko Werdi Nindito menyebutkan pada awal pandemi Covid-19 lalu, sempat terjadi penurunan kunjungan pasien kanker karena takut berobat ke rumah sakit. Padahal, kanker merupakan penyakit yang tidak boleh ditunda terapinya dan pasian kanker terutama yang sedang menjalani terapi akan mengalami penurunan kekebalan tubuh, sehingga lebih mudah terinfeksi Covid-19.
Baca: Sering Terlambat Terdeteksi, Kanker Prostat Penyebab Terbanyak Kematian Pria
"Untuk itu, Rumah Sakit Kanker Dharmais memutuskan tidak melakukan pembatasan pelayanan, tetapi semua pasien yang datang menjalani penyaringan ketat, agar rumah sakit tidak menjadi sumber penularan Covid-19," kata Soeko.