Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Kurang Gerak dan Salah Makan Bisa Berbuah Kanker

Reporter

image-gnews
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tubuh biasanya akan mengeyahkan sel-sel yang tumbuh tidak normal. Namun, saat kondisi di luar tubuh akibat gaya hidup tak sehat termasuk kebiasaan merokok, kurang bergerak, dan konsumsi makanan mengandung bahan pembentuk kanker terlampau kuat, maka sel tak normal terus tumbuh dan menjadi benjolan atau disebut tumor. Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, mengatakan apabila Anda perokok maka peluang terkena salah satu penyakit mematikan itu bertambah 30 persen.

"Sel ini mempunyai kemampuan untuk tumbuh sembarangan, cepat, mengganggu sel sekitar. Lalu muncul ke permukaan dan disebut tumor atau kumpulan sel yang tumbuh tidak teratur. Ada tumor jinak dan ganas," ujarnya.

Aru kembali menegaskan faktor risiko kanker sebesar 90 persen berasal dari lingkungan, sementara sisanya berasal dari gen yang rusak dengan presentase 5-10 persen. Ini artinya sebagian besar sel kerusakan pada sel sesudah seseorang lahir alias akibat lingkungan atau gaya hidup.

Pada kasus kanker nasofaring misalnya, salah satu pencetusnya konsumsi makanan mengandung bahan karsinogen, seperti ikan asin yang diolah tak benar sehingga mengandung zat nitrosamin. Zat ini sama seperti yang ditemukan pada sosis dan tergolong karsinogen atau bahan yang mencetus kanker.

Baca juga: Pasien Kanker Prostat Boleh Makan Daging tapi Pahami Aturannya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak hanya pemilihan makanan, cara berpakaian khususnya bra juga menjadi perhatian. Spesialis bedah konsultan bedah onkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Alban Dien, mengutip hasil penelitian tidak menyarankan penggunaan bra berkawat setiap saat.

"Saya membaca ada beberapa penelitian yang menyatakan kurang baik menggunakan kawat apabila kita mobilitas sehari-hari," katanya.

Alban yang juga berpraktik di Eka Hospital Cibubur menuturkan bra dengan kawat bisa membuat tekanan pada tubuh dan membentuk inflamasi atau peradangan yang terus menerus. Salah satu penyebab, kanker adalah inflamasi yang terus menerus.

Sebagai solusi, dia menyarankan kaum hawa mengganti bra berkawat dengan bra biasa pada malam hari atau bisa melepasnya saja. Memang, pemakaian bra ini tidak berhubungan dengan munculnya risiko terjadinya kanker payudara, seperti yang pernah diungkap sebuah studi dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention pada 2014.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

1 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

Ada beberapa makanan yang memicu timbulnya bau badan. Berikut adalah jenis makanan yang menyebabkan bau badan.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

1 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

2 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

2 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Pilihan Makanan Pengaruhi Kualitas Tidur, Simak Saran Pakar

3 hari lalu

Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Pilihan Makanan Pengaruhi Kualitas Tidur, Simak Saran Pakar

Pilihan makanan adalah pertimbangan penting untuk memastikan kualitas tidur yang baik. ada yang bisa membantu tidur sementara lain merusaknya.


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

5 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

7 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


5 Makanan yang Bisa Meningkatkan Kadar Trombosit

7 hari lalu

Trombosit memiliki peranan penting, yakni dalam hal pembekuan darah. Oleh sebab itu, penting mengetahui cara menaikkan trombosit secara alami. Foto: Canva
5 Makanan yang Bisa Meningkatkan Kadar Trombosit

Kadar trombosit bisa ditingkatkan secara alami dengan mengonsumsi makanan berikut.


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

7 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.