TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi yang berlebihan memang tidak selalu berarti baik, salah satunya produksi jumlah keringat di tubuh yang berlebih, selain menimbulkan rasa tidak nyaman, bau badan, berkeringat berlebih juga meningkatkan resiko terjadinya elergi disertai rasa gatal yang tidak tertahan. Selain itu, hal yang lebih parahnya kelebihan produksi keringat bagi tubuh dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
Keluarnya keringat pada tubuh manusia merupakan serangkaian sistem metabolisme yang diatur oleh kelenjar keringat yang berada di dalam kulit manusia. Kelenjar keringat ini terbagi atas dua jenis yakni Kelenjar Keringat Ekrin dan Apokrin. Selain itu yang menstimulus produksi keringat menurut Jurnal Biomedika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) bervariasi mulai dari emosi, latihan fisik, panas, deman, dan kecemasan.
Baca: Penyebab bau Ketiak Ternyata Tak Sekadar karena Keringat
Kasus produksi keringat yang berlebihan bisa mengindikasi terdapatnya gangguan pada kelenjar keringat, istilah ini biasa disebut Hiperhydro. Hydro sendiri berasal dari Bahasa Yunani, yakni Hidroa yang berarti keringat. Berdasarkan penyebabnya diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yakni primer dan sekunder.
Penyebab hiperhidrosis primer terjadi pada individu yang sehat. Biasanya terjadi pada usia anak usia dini dan secara bertahap memburuk sampai pubertas, kemudian berkurang lagi setelah individu tersebut semakin dewasa. Sedangkan penyebab hiperhidrosis sekunder adalah gangguan neurologis, infeksi, penyakit endokrin, efek dari penggunaan obatobatan. Faktor-faktor eksaserbasi yaitu panas, stress, olfactory dan gustatory stimuli.
Jika mengalami keringat yang berlebih karena distimulus dengan mengonsumsi makanan pedas, udara panas, makan cokelat, teh dan kopi itu merupakan Gustatory Stimuli. Sedangkan keringat berlebih akibat stres, rasa takut dan depresi juga mempengaruhi jumlah produksi keringat yang berlebihan, ini disebut Hyperhidrosis Palmo Plantar.
Titik-titik banyaknya jumlah produksi keringat ini tidak merata ke seluruh tubuh, biasanya Hyperhidrosis primer ditemui di telapak tangan, dahi, wajah. Dan Hyperhidrosis Sekunder ke sleuruh tubuh akibat kondisi medis.
Dalam pembagian terjadinya produksi di kelenjar keringat sampai ada yang menyebabkan bau badan yang tidak sedap dari bagian tubuh manusia dipengaruhi oleh produksi kelenjar keringat apokrin. Biasanya penyusun kelenjar keringat apokrin ini banyak dijumpai di folikel rambut seperti di kulit ketiak, kulit kepala, kulit genital.
Kelainan yang terjadi pada kelenjar apokrin salah satunya disebut dengan Bromhidrosis, yaitu keadaan bau badan seseorang yang berlebihan dari normal akibat sekresi kelenjar keringat apokrin yang terletak di ketiak, kulit kepala, telapak kaki, sela-sela jari, dan genital. Pada keadaan ini, kulit menjadi basah dan lengket serta menimbulkan bau yang tidak nyaman sebagai hasil degradasi produk kelenjar apokrin oleh mikroba kulit.
Menurut Artikel Jurnal Departemen Kesehatan Kulit dan Kelamin Universitas Indonesia (UI), Bromhidrosis banyak terjadi di kawasan Asia dan cenderung lebih banyak terjadi pada lelaki daripada perempuan. Kemungkinan karena aktivitas kelenjar apokrin laki-laki yang lebih aktif.
Kemudian dikenal Kromhidrohis, merupakan keadaan yang cukup jarang ditemukan, ditandai dengan sekresi keringat dari kelenjar apokrin yang berwarna, biasanya terdapat pada ketiak dan wajah. Selain keringat yang berwarna, kromhidrosis juga ditandai dengan sensasi gatal dan panas.
TIKA AYU