TEMPO.CO, Jakarta - Banyak negara dan perusahaan yang menerapkan sistem bekerja dari rumah (WFH) selama pandemi Covid-19. Namun demikian, fenomena kelelahan akibat WFH merupakan hal yang nyata terjadi pada banyak orang.
Penelitian baru menunjukkan karyawan menganggap dukungan dari manajer atau atasan mulai goyah. Dilansir dari Metro UK, penelitian dari The Hub Event yang melibatkan sekitar 1.115 orang di Inggris menemukan sekitar 53 persen karyawan mengatakan atasan menjadi kurang berempati selama masa penguncian dan bekerja dari rumah.
Hasil survei juga menunjukkan sebanyak 63 persen karyawan merasa dikecewakan oleh bos yang mengharapkan tingkat produktivitas yang sama seperti biasa meskipun krisis virus corona terus berlanjut. Demikian pula, 48 persen karyawan merasa pemimpin tidak cukup memeriksa tim untuk mengetahui apakah semua baik-baik saja dan 32 persen mengatakan tidak mendapat dukungan yang cukup untuk bekerja dari rumah.
Sementara, sebanyak 52 persen mengungkapkan mereka mengira manajer atau atasan tidak memerhatikan tanda-tanda kelelahan pada tim mereka. Selain itu, 23 persen menyatakan bos tampak lelah dan tidak tertarik mengurusi bawahan.
Baca juga: Lebih Produktif Bekerja dari Rumah, Coba 7 Kiat Berikut
Christine Macdonald, pendiri The Hub Events, mengatakan hal yang paling mengkhawatirkan dari hasil ini adalah bukan hanya tidak ada kesadaran munculnya banyak kelelahan tapi juga banyak yang tidak diperhatikan, apalagi ditangani.
“Ini bisa berdampak besar pada retensi dan produktivitas. Oleh karena itu, penting bagi manajer untuk membawa praktik yang lebih berempati ke tempat kerja untuk mengatasi hal ini,” kata Macdonald.
Hal ini mendukung data terbaru yang menunjukkan mereka yang bekerja di rumah mencari cara agar dapat membantu kesehatan fisik dan emosional, misalnya dengan dukungan kesejahteraan dan kelas latihan virtual yang diharapkan sebagai tunjangan kerja paling disenangi.