TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah memberi tantangan bagi pelaku usaha dalam mengembangkan bisnis. Namun, di balik tantangan tersebut sebetulnya ada sebuah realita yang terkadang belum dipahami para pelaku usaha.
Juanda Rovelim, pendiri iCommunity & Kavlink Solusi Digital, mengidentifikasi adanya tiga tantangan dan tiga realita yang dihadapi para pebisnis di masa pandemi yang didapatkan dari hasil survei kepada para pelaku usaha. Tantangan pertama yang kerap dihadapi adalah masalah permodalan.
Di masa pandemi ini, tak sedikit pelaku usaha yang kehabisan modal usaha atau harus menahan modalnya agar bisa tetap bertahan.
“Padahal, jika Anda bertemu dengan para investor yang bisa memberikan bantuan pendanaan untuk pengembangan usaha maka tantangan tersebut bisa diatasi. Maka, realitasnya Anda hanya belum bertemu dengan orang yang bisa menyediakan modal usaha,” tuturnya.
Tantangan tersebut menurutnya bisa diatasi jika pelaku usaha tersebut bergabung di dalam komunitas karena biasanya banyak investor yang menawarkan modal dan pelaku usaha bisa ikut serta dengan menyertakan proposal.
Baca juga: 5 Strategi Besarkan Usaha Waralaba
Tantangan kedua adalah ingin memulai usaha atau mengembangkan bisnis tetapi tidak memiliki pengalaman yang mumpuni. Juanda mengatakan realitas sebetulnya di balik tantangan itu adalah orang tersebut belum bertemu dengan orang yang tepat yang bisa dijadikan sebagai mentor.
“Di dalam komunitas, Anda bisa menemukan banyak sekali mentor dari pelaku usaha yang sudah sukses menjalankan usaha. Jangan sungkan untuk meminta mentorship dari pengusaha-pengusaha sukses yang ada di dalam komunitas, seperti Ibu Susanty Widjaya, CEO Bakmi Naga Resto, yang sudah berpengalaman dalam berbisnis,” tuturnya.
Tantangan ketiga adalah orang ingin memulai usaha tetapi tidak memiliki produk unggulan. Realita dari tantangan ini sebetulnya hanyalah belum menemukan mitra yang tepat untuk menjalankan usaha dan menjual produk-produk unggulan.
“Kalau belum memiliki produk maka Anda bisa mencari kemitraan atau lisensi dan ini paling mudah mendapatkannya di dalam komunitas atau asosiasi. Anda bisa menemukan produk yang sesuai dengan passion,” terangnya.
Susanty Widjaya membenarkan tiga tantangan dan tiga realitas yang dijabarkan oleh Juanda tersebut. Misalnya saja dalam hal permodalan. Saat ini banyak cara bagi pelaku usaha untuk mendapatkan akses permodalan, apalagi tak sedikit investor maupun venture capital yang siap memberikan permodalan bagi pelaku usaha yang memiliki ide bisnis unik dan menarik.
Dia pun menyepakati pentingnya komunitas bagi para pengusaha sebab melalui komunitas lah seseorang bisa dengan mudah berbagai informasi dan jaringan untuk pengembangan usaha. “Networking itu sangat penting bagi pengusaha dan itu bisa didapatkan dari komunitas,” ujarnya.