Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Berkebun di Musim Hujan buat Pemula

Reporter

image-gnews
Ilustrasi urban farming/berkebun di perkotaan. Shutterstock
Ilustrasi urban farming/berkebun di perkotaan. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berkebun jadi hobi baru di masa pandemi Covid-19. Bagi yang belum pernah berkebun di pekarangan rumah, perlu membuat perencanaan terkait dengan jenis tanaman yang cocok pada musim hujan seperti sekarang.

Selain zona iklim rumah dan ruang tanam, perlu pula merencanakan jenis tanaman untuk konsumsi keluarga atau tanaman multifungsi, bisa untuk konsumsi sekaligus memperindah rumah. Hal ini tidak lepas dari tujuan berkebun.

Konsultan pertanian dan ternak organik Luky L. Santoso, S.T. hal pertama dalam berkebun adalah menentukan tujuan. Berkebun untuk membuat sebuah kebun yang ketahanan pangan, misalnya, pekebun harus memahami kebutuhan seperti apa. Selanjutnya, kata fasilitator dan asesor pertanian organik di Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian Organik (LSPPO) ini, mengenali karakter tanaman.

Pendiri Luckys Farm Organic ini lantas menyebutkan tiga kelompok tanaman, yakni perenial, bienial, dan anual. Tanaman perenial adalah tanaman yang sekali tanam tetapi bisa panen bertahun-tahun, seperti pohon kelor, pohon buah, turi, dan katuk. Adapun yang dimaksud tanaman bienial yakni tanaman yang lama hidupnya, seperti cabai, bawang, kucai, telang, rosemari (tumbuhan penghasil rempah-rempah dan bumbu masak), kenikir, terong, dan labu siam.

Tanaman anual, kata pendiri Rumah Kayu Permaculture ini, adalah tanaman semusim, misalnya kangkung, bayam, pakcoy, dan selada keriting. Hal lain yang tidak kalah pentingnya selain tujuan berkebun, menurut peneliti urban farming dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Dian Armanda, adalah jadwal tanam yang disesuaikan dengan musim.

Baca juga: Tanaman Kesayangan Layu dan Mati, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Karena di Indonesia terdapat musim hujan (Oktober sampai dengan April) dan musim kemarau (April-Oktober), serta peralihan musim atau pancaroba, pendiri start up CitiGrower (inisiatif urban farming berbasis digital) ini menyarankan kepada pemula untuk memilih tanaman sesuai dengan musim.

Pada musim hujan seperti sekarang ini, waktunya menanam microgreens (sayuran hijau muda yang kaya antioksidan, vitamin, dan mineral), selain kangkung, bayam, selada, sawi-sawian, seledri, daun bawang, dan sayur-sayuran hijau. Dian juga menyebut perlu rotasi tanam sesuai dengan iklim, apalagi di Tanah Air mengalami masa pancaroba.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ilustrasi rumah dengan pagar tanaman. Freepik.com/Lifeforstock

Pada peralihan antara musim kemarau dan musim hujan ini, tanaman yang cocok adalah cabai, tomat, terong, dan semangka dengan memperhatikan usia tanam masing-masing tanaman. Tinggal beberapa bulan lagi musim kemarau tiba. Tanaman yang sesuai dengan musim kering ini antara lain tomat, mentimun, terong, umbi-umbian, serta jenis kacang-kacangan, seperti buncis dan kacang panjang. Diingatkan pula umbi-umbian mudah busuk pada musim hujan.

Situasi pandemi memacu produksi lokal sayuran dan buah di seluruh dunia. Sayur dan buah, meski tergolong tidak tahan lama, bernilai jual tinggi dibanding bahan pangan pokok, seperti beras dan jagung. Selain golongan ini mudah dibudidayakan di kebun rumah-rumah penduduk, juga dibutuhkan untuk pemenuhan nutrisi manusia agar tetap sehat karena ada makro dan mikronutrien yang terkandung.

"Hal ni penting untuk mendukung imunitas tubuh dalam menghadapi ancaman infeksi virus corona," kata kandidat doktor dari Institute of Environmental Science, Universitas Leiden, Belanda, ini.

Sesuai dengan asal dan sifatnya, tanaman dapat dibagi menjadi beragam jenis, yakni ada jenis lokal dan tidak sedikit juga yang introduksi. Lokal berarti telah ada atau asli berasal dari Indonesia atau daerah khusus di Tanah Air yang dimiliki dan dibudidaya secara turun-temurun di tempat tersebut. Sebagian keragaman tanaman asli itu mungkin telah hilang karena jenis yang sekarang lebih banyak dibudidaya adalah hasil pemuliaan tanaman, yaitu upaya untuk memperbaiki atau memberi sifat yang lebih baik pada tanaman asli.

Dian mengingatkan jenis introduksi bakal mendominasi, apalagi banyak macam, seperti lobak, bit, edamame, dan horenso atau bayam Jepang. Jika tidak mau dikuasai oleh jenis introduksi, setiap rumah tangga mulai menggalakkan berkebun, mumpung musim hujan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

11 jam lalu

Penting untuk menjaga kesehatan selama musim hujan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Ini tips menjaga kesehatan di musim hujan. Foto: Canva
Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

1 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

4 hari lalu

Kendaraan melintasi banjir di Jalan Raya Kelapa Nias, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menncatat banjir terjadi pada 11 ruas jalan di DKI Jakarta yang disebabkan curah hujan tinggi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

Pengendara mobil patut mewaspadai bahaya aquaplaning saat musim hujan, Ini penjelasannya.


Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

9 hari lalu

Umat muslim menggunakan perahu untuk berangkat melaksanakan salat Tarawih di Masjid Riyadhul Abidin, Ulu Gedong, Jambi, Jumat, 15 Maret 2024. Banjir yang telah merendam kawasan itu sejak tiga bulan terakhir dan melumpuhkan akses jalan darat tidak menyurutkan umat muslim setempat untuk melaksanakan ibadah salat Tarawih berjamaah di masjid. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

Musim hujan di Indonesia masih akan terus berlangsung selama Maret 2024


Kebun Pisang Dilewati Proyek Jalan Tol IKN, Warga Mengaku Dibayar Rp 25 Ribu per Rumpun

11 hari lalu

Tangkapan layar suasana kebun pisang milik warga Desa Pemaluan, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang terdampak proyek tol infrastruktur pendukung Ibu Kota Nusantara (IKN). Foto: Istimewa
Kebun Pisang Dilewati Proyek Jalan Tol IKN, Warga Mengaku Dibayar Rp 25 Ribu per Rumpun

Suhar, warga Desa Pemaluan, Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur, bercerita soal kebun pisangnya yang terdampak proyek tol di IKN


Hotel di Singapura Ini Janji Bayar Tamu jika Hujan Turun selama Liburan

23 hari lalu

Ilustrasi Hujan (Pixabay)
Hotel di Singapura Ini Janji Bayar Tamu jika Hujan Turun selama Liburan

Hotel ini menjanjikan akan mengganti biaya menginap semalam jika turun hujan yang mengganggu liburan di Singapura.


BMKG Sebut Cuaca Ekstrem akan Berlangsung sampai 8 Maret 2024, Ini Indikator Cuaca Ekstrem

25 hari lalu

Pengunjung Car Free Day di kawasan Bundaran HI mengenakan payung saat diguyur hujan, Jakarta, Ahad, 12 Februari 2023. Dilansir dari BMKG, perkiraan cuaca Jakarta berpotensi hujan sedang lebat sampai sepekan ke depan, warga dihimbau  mempersiapkan diri termasuk kebugaran tubuh untuk menghadapi cuaca ekstrem. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI
BMKG Sebut Cuaca Ekstrem akan Berlangsung sampai 8 Maret 2024, Ini Indikator Cuaca Ekstrem

BMKG sebut cuaca ekstrem sampai 8 Maret 2024. Ada tiga indikator untuk menentukan cuaca ekstrem, dari tekanan udara, awan, sampai angin.


Jaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Ahli Gizi Ingatkan Pola Makan Sehat

26 hari lalu

Ilustrasi hujan (pixabay.com)
Jaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Ahli Gizi Ingatkan Pola Makan Sehat

Pakar menyarankan menerapkan pola makan sehat dengan gizi lengkap untuk menjaga ketahanan tubuh di musim hujan seperti sekarang.


Top 3 Tekno: Apple Car Stop, Laptop Layar Transparan, dan Puncak Hujan Terlewati

27 hari lalu

Gambar konsep dari Laptop Lenovo ThinkBook Transparan. Foto : Lenovo
Top 3 Tekno: Apple Car Stop, Laptop Layar Transparan, dan Puncak Hujan Terlewati

Top 3 Tekno pada Jumat pagi 1 Maret 2024, diawali dari artikel tentang Apple yang telah membatalkan proyek mobil listrik perdananya, Apple Car.


BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Sudah Lewat, Cuaca Ekstrem Berpotensi Hingga 8 Maret

28 hari lalu

Ilustrasi hujan di Jakarta. TEMPO/Frannoto
BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Sudah Lewat, Cuaca Ekstrem Berpotensi Hingga 8 Maret

BMKG memantau hujan dengan intensitas ringan hingga ekstem masih terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia sejak 24 hingga 29 Februari 2024.