TEMPO.CO, Jakarta - Cabai bagi orang Indonesia mungkin sudah seperti nasi. Atau, tak lengkap sajian makanan bila tanpa sambal yang itu sudah pasti diolah dari cabai. Mendengar kata cabai, yang terbayang adalah rasa pedas.
Rasa pedasnya ini bahkan tak hanya berhenti di ulekan atau cobek saat kita mengulek cabai jadi sambal, atau hanya di mulut, tapi rasa pedas cabai ini bisa mengganggu perekonomian negara. Cabai, turut mempengaruhi kenaikan harga.
Hampir setiap tahun, cabai selalu menjadi penyebab inflasi. Karena itu pula, pemerintah dahulu pernah berencana mengeluarkan cabai sebagai komponen pembentuk inflasi.
Cabai yang dalam bahasa latin Capsicum annuum ini berasal dari dunia tropika dan subtropika Amerika khususnya Colombia lalu menyebar ke Amerika Latin.
Budidaya cabai pertama kali dilakukan pada 5000 tahun SM di suatu gua di Tehuacan, Meksiko. Dari sana lalu menyebar ke seluruh dunia termasuk negara-negara di Asia, seperti Indonesia. Penyebaran ini dilakukan oleh pedagang dari Spanyol dan Portugis.
Di Indonesia sendiri, jenis cabai yang paling sering di tanam yaitu cabai besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika yang memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari yang bulat, lonjong, hingga panjang dengan ukuran kecil sampai yang besar.