TEMPO.CO, Jakarta - Ada dua macam tekanan darah yang tidak normal, yakni tekanan darah tinggi atau hipertensi dan tekanan darah rendah atau hipotensi. Tekanan darah yang normal sangatlah penting bagi kesehatan tubuh. Tanpa adanya tekanan, darah di dalam tubuh tidak dapat mengalir, sehingga tidak ada oksigen atau nutrisi yang dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh.
Tekanan darah dicatat dengan 2 angka, yaitu tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah kekuatan di mana jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan diastolik adalah resistensi terhadap aliran darah di pembuluh darah. Kedua tekanan ini diukur dalam satuan milimeter merkuri (mmHg).
Pada umumnya, tekanan darah tinggi jarang menunjukkan gejala yang nyata. Tetapi jika tidak diobati, dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan serius seperti serangan jantung dan stroke.
Sebuah survei mengatakan bahwa sekitar sepertiga orang dewasa di Inggris memiliki tekanan darah tinggi, meskipun banyak yang tidak menyadarinya. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah tekanan darah Anda terbilang tinggi atau tidak, adalah dengan memeriksakannya.
Baca: 8 Makanan yang Baik Untuk Penderita Tekanan darah Tinggi
Apabila tekanan darah terlalu tinggi, akibatnya tekanan pada pembuluh darah, jantung, dan organ lain, seperti otak, ginjal, dan mata menjadi lebih ekstra. Tekanan darah tinggi secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko penyakit yang berpotensi mengancam nyawa, seperti:
- Penyakit Jantung
- Serangan Jantung
- Stroke
- Gagal Jantung
- Penyakit Arteri Perifer
- Pneurisma Aorta
- Penyakit Ginjal
- Demensia Vaskular
Untuk mengatasi hipertensi, lakukan beberapa perubahan gaya hidup. Seperti menjaga pola makan yang rendah natrium, berolahraga secara teratur, dan membatasi konsumsi kafein.
Sedangkan pada kondisi tekanan darah rendah, biasanya yang terjadi adalah tekanan darah turun di bawah nilai sistolik 90 mmHg dan nilai diastolik 60 mmHg. Darah tidak sepenuhnya dapat mengalir ke otak, arteri, dan organ. Dikutip dari laman PharmEasy, tekanan darah rendah sangat mengkhawatirkan karena bisa mengancam nyawa jika tidak diberikan tindakan medis sesegera mungkin. Penyebabnya bisa karena dehidrasi, kehilangan darah, dan beberapa gangguan bedah. Ini dapat dikelola selama asal mula kondisi ditentukan dan dirawat dengan benar.
Tekanan darah rendah kronis tanpa gejala hampir tidak pernah memprihatinkan. Kecuali jika tekanan darah turun secara tiba-tiba dan otak kekurangan suplai darah yang cukup. Tubuh pun menjadi kekurangan oksigen untuk menjalankan fungsinya. Bisa mengakibatkan kerusakan pada jantung dan otak. Tekanan darah rendah dalam kadar sedang dapat menyebabkan pusing, lemah, pingsan, dan risiko cedera karena jatuh.
Besarnya tekanan darah berbeda-beda pula, dipengaruhi oleh usia dan kondisi kesehatan. Menurut standar American Heart Association, rentang tekanan darah dikategorikan dalam beberapa jenis sebagai berikut:
- Normal: di mana sistolik berada di angka 120 mmHg dan diastoliknya di angka 80 mmHg atau 120/80 mmHg
- Potensial naik: di mana tekanan darah dianggap mulai naik saat diukur hasil sistoliknya. Antara 120-129 mmHg dan diastolik yang kurang dari 80 mmHg
- Hipertensi stadium 1: di mana sistolik berada pada kisaran 130-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg
Hipertensi stadium 2: tekanan darah secara konsisten berkisar 140/90 mmHg atau lebih tinggi
- Darurat hipertensi: tekanan darah memasuki fase darurat dengan angka melebihi 180/120 mmHg.
Menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi atau tekanan darah rendah.
ANNISA FEBIOLA