Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tekanan Darah Tinggi Vs Tekanan Darah Rendah, Sama Punya Risiko Bahaya

Reporter

image-gnews
TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO/Yosep Arkian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada dua macam tekanan darah yang tidak normal, yakni tekanan darah tinggi atau hipertensi dan tekanan darah rendah atau hipotensi. Tekanan darah yang normal sangatlah penting bagi kesehatan tubuh. Tanpa adanya tekanan, darah di dalam tubuh tidak dapat mengalir, sehingga tidak ada oksigen atau nutrisi yang dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. 

Tekanan darah dicatat dengan 2 angka, yaitu tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah kekuatan di mana jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan diastolik adalah resistensi terhadap aliran darah di pembuluh darah. Kedua tekanan ini diukur dalam satuan milimeter merkuri (mmHg).

Pada umumnya, tekanan darah tinggi jarang menunjukkan gejala yang nyata. Tetapi jika tidak diobati, dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan serius seperti serangan jantung dan stroke.

Sebuah survei mengatakan bahwa sekitar sepertiga orang dewasa di Inggris memiliki tekanan darah tinggi, meskipun banyak yang tidak menyadarinya. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah tekanan darah Anda terbilang tinggi atau tidak, adalah dengan memeriksakannya.

Baca: 8 Makanan yang Baik Untuk Penderita Tekanan darah Tinggi

Apabila tekanan darah terlalu tinggi, akibatnya tekanan pada pembuluh darah, jantung, dan organ lain, seperti otak, ginjal, dan mata menjadi lebih ekstra. Tekanan darah tinggi secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko penyakit yang berpotensi mengancam nyawa, seperti:

  1. Penyakit Jantung
  2. Serangan Jantung
  3. Stroke
  4. Gagal Jantung
  5. Penyakit Arteri Perifer
  6. Pneurisma Aorta
  7. Penyakit Ginjal
  8. Demensia Vaskular

Untuk mengatasi hipertensi, lakukan beberapa perubahan gaya hidup. Seperti menjaga pola makan yang rendah natrium, berolahraga secara teratur, dan membatasi konsumsi kafein.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan pada kondisi tekanan darah rendah, biasanya yang terjadi adalah tekanan darah turun di bawah nilai sistolik 90 mmHg dan nilai diastolik 60 mmHg. Darah tidak sepenuhnya dapat mengalir ke otak, arteri, dan organ. Dikutip dari laman PharmEasy, tekanan darah rendah sangat mengkhawatirkan karena bisa mengancam nyawa jika tidak diberikan tindakan medis sesegera mungkin. Penyebabnya bisa karena dehidrasi, kehilangan darah, dan beberapa gangguan bedah. Ini dapat dikelola selama asal mula kondisi ditentukan dan dirawat dengan benar.

Tekanan darah rendah kronis tanpa gejala hampir tidak pernah memprihatinkan. Kecuali jika tekanan darah turun secara tiba-tiba dan otak kekurangan suplai darah yang cukup. Tubuh pun menjadi kekurangan oksigen untuk menjalankan fungsinya. Bisa mengakibatkan kerusakan pada jantung dan otak. Tekanan darah rendah dalam kadar sedang dapat menyebabkan pusing, lemah, pingsan, dan risiko cedera karena jatuh.

Besarnya tekanan darah berbeda-beda pula, dipengaruhi oleh usia dan kondisi kesehatan. Menurut standar American Heart Association, rentang tekanan darah dikategorikan dalam beberapa jenis sebagai berikut:

  • Normal: di mana sistolik berada di angka 120 mmHg dan diastoliknya di angka 80 mmHg atau 120/80 mmHg
  • Potensial naik: di mana tekanan darah dianggap mulai naik saat diukur hasil sistoliknya. Antara 120-129 mmHg dan diastolik yang kurang dari 80 mmHg
  • Hipertensi stadium 1: di mana sistolik berada pada kisaran 130-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg

Hipertensi stadium 2: tekanan darah secara konsisten berkisar 140/90 mmHg atau lebih tinggi

  • Darurat hipertensi: tekanan darah memasuki fase darurat dengan angka melebihi 180/120 mmHg.

Menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi atau tekanan darah rendah.

ANNISA FEBIOLA 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

1 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?


Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

1 hari lalu

Ilustrasi dokter melakukan operasi jantung. Foto: Heartology Cardiovascular Hospital
Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.


Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

2 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

Jenis penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan henti jantung adalah gangguan irama jantung seperti Sindrom Brugada. Bagaimana menanganinya?


Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

2 hari lalu

Ilustrasi jantung wanita. shutterstock.com
Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

Pakar mengungkapkan puasa Ramadan pada penderita penyakit jantung akut dikhawatirkan dapat mengakibatkan ketidakstabilan pompa jantung.


Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

5 hari lalu

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas,  Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.
Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.


Donny Kesuma Meninggal, Enam Hari Lalu Sempat Pulang dari Perawatan di RS

9 hari lalu

Donny Kesuma. Foto: Instagram.
Donny Kesuma Meninggal, Enam Hari Lalu Sempat Pulang dari Perawatan di RS

Donny Kesuma meninggal pada Selasa malam ini setelah sempat menjalani perawatan akibat penyakit jantung.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

10 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Hati-hati, Alarm di Pagi Hari Dapat Berdampak Buruk untuk Jantung

11 hari lalu

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
Hati-hati, Alarm di Pagi Hari Dapat Berdampak Buruk untuk Jantung

Bunyi alarm dapat mengganggu siklus tidur alami.


7 Penyebab Mata Berkunang-Kunang yang Harus Diketahui

12 hari lalu

Ilustrasi anemia. (Style Craze)
7 Penyebab Mata Berkunang-Kunang yang Harus Diketahui

Mata berkunang-kunang terkadang terasa seperti sedang melihat bintang, kilatan cahaya, atau aura.


Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

14 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

Ada beberapa cara penting untuk mencegah penyakit ginjal sejak dini. Salah satu yang utama adalah dengan hindari konssumsi makanan tinggi natrium.