TEMPO.CO, Jakarta - Pembekuan darah seringkali merupakan kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan kematian jika dibiarkan tanpa pengawasan. Pembekuan atau penggumpalan darah dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak menyenangkan.
Banyak di antara kasus ini dapat mengindikasikan kondisi yang berpotensi berbahaya dan memerlukan intervensi medis. Penggumpalan darah mendapat perhatian luas media selama beberapa hari terakhir karena pejabat kesehatan di beberapa negara Eropa menangguhkan vaksin AstraZaneca setelah penerima mengalami masalah ini.
Meskipun tidak ada hubungan yang pasti antara vaksin dan kondisinya, memahami gejala dapat menyelamatkan nyawa. Apa saja gejala penggumpalan darah? Pembekuan darah adalah nama sehari-hari untuk trombus yang menyumbat katup pembuluh darah. Ini berkembang menjadi kondisi medis yang berbahaya seperti trombosis vena dalam (DVT) atau emboli paru.
Baca juga: Waspadai Komplikasi Darah Akibat Covid-19, Cek Tandanya
Orang perlu mengetahui tanda-tanda trombus sejak dini dan menerima perawatan yang benar. Gejala pembekuan darah meliputi hal berikut di lengan atau tungkai:
-Nyeri berdenyut atau kram
-Pembengkakan
-Kemerahan atau rasa hangat
Orang mungkin juga mengalami gejala yang lebih umum ini:
-Sesak napas tiba-tiba
-Sakit dada yang tajam
-Batuk
-Batuk darah
Siapa pun yang curiga mengalami pembekuan darah harus segera mencari bantuan medis karena dapat dengan cepat mengancam jiwa. Salah satu kondisi paling berbahaya yang disebabkan oleh pembekuan darah adalah emboli paru, yang merupakan keadaan darurat medis.