Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siapa Bilang Tubuh Kurus Artinya Bisa Bebas Kolesterol?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Sajian lebaran identik dengan makanan bersantan dan memiliki risiko kolesterol tinggi. Bagaimana cara menghindari risiko kolesterol saat lebaran agar tubuh tetap sehat?
Sajian lebaran identik dengan makanan bersantan dan memiliki risiko kolesterol tinggi. Bagaimana cara menghindari risiko kolesterol saat lebaran agar tubuh tetap sehat?
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Orang dengan tubuh gemuk sering dianggap memiliki banyak penyakit. Padahal kenyataannya, orang dengan tubuh kurus pun berpotensi memiliki kolesterol tinggi.

Manager Medical Underwriter Sequis, dokter Fridolin Seto Pandu mengatakan gemuk atau kurus tidak bisa dijadikan patokan bebas dari kolesterol karena apa yang kerap disebut kolesterol tinggi adalah ketidakseimbangan antara kolesterol baik dan kolesterol jahat.

"Penyakit ini disebut dislipidemia dan lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat," ujar Fridolin dalam keterangan resminya pada Rabu 17 Maret 2021.

Dislipidemia atau kelainan metabolisme lemak ditandai dengan peningkatan atau penurunan jenis lemak dalam plasma darah. Kelainan jenis lemak yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (low-density lipoprotein), Trigliserida, dan penurunan kadar kolesterol HDL (high-density lipoprotein).

Baca: Kadar Kolesterol Naik, Simak Saran Dokter untuk Menurunkannya

Sayangnya, hal ini sering tidak menunjukkan gejala, terlebih bila postur seseorang terlihat kurus dan proporsional sehingga lebih sulit mendeteksi dini seandainya tidak rutin melakukan pemeriksaan.

Adapun LDL adalah kolesterol yang dapat menumpuk di pembuluh darah sehingga membuat saluran pembuluh darah menyempit. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.

Kadar tinggi LDL dapat diwaspadai dengan memonitor ambang batasnya: normal/optimal <100 mg/DL, mendekati optimal 100 - 129mg/DL, batas tinggi 130 – 159mg/DL, tinggi 160 – 189mg/DL, dan sangat tinggi >190 mg/DL. Sedangkan HDL bertugas untuk mengangkut kolesterol dari pembuluh darah atau jaringan lain kembali ke hati. Ambang batasnya: rendah <40 mg/DL dan tinggi >60 mg/DL.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Trigliserida adalah kadar lemak yang berasal dari sisa pembakaran kalori yang tidak terpakai. Saat makan, tubuh kita menerima kalori dan dipergunakan untuk aktivitas tubuh. Kalori yang tidak dipergunakan akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan dalam sel-sel lemak. Ambang batas tinggi rendahnya: normal <150 mg/DL, batas tinggi 150-199 mg/DL, tinggi 200-499 mg/DL, sangat tinggi >500 mg/DL.

Sementara Kolesterol Total adalah jumlah keseluruhan kolesterol dalam tubuh. Konsistensinya mirip lemak atau lilin dan bisa ditemukan di semua sel di tubuh dalam jumlah cukup. Berfungsi untuk regenerasi sel, produksi hormon, membentuk vitamin D dan dalam proses pencernaan. Batas kolesterol normal yang ideal adalah <200 mg/DL, sedang 200-239 mg/DL dan tinggi >240 mg/DL.

"Kadar dari masing-masing lemak tersebut dapat diketahui melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Idealnya, diperiksa dan dimonitor sekaligus kondisi kadar tiga lemak tersebut," kata dr. Fridolin.

Pemeriksaan kadar kolesterol sebaiknya dilakukan rutin setiap lima tahun sekali. Namun, jika memiliki potensi kolesterol tinggi sebaiknya melakukan cek setiap enam bulan sampai 1 tahun sekali.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar lemak darah di atas normal, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan tips dan pengobatan yang tepat. Bila tidak segera ditangani akan berisiko pada terjadinya berbagai penyakit, terutama penyakit jantung koroner dan stroke.

Mereka yang tergolong berisiko tinggi antara lain pria berusia lebih dari 45 tahun dan perempuan berusia lebih dari 55 tahun serta mereka yang memiliki riwayat hipertensi, penyakit hari, jantung koroner, stroke, kencing manis, obesitas, hipotiroid (kekurangan hormon tiroid), gangguan ginjal, kurang aktivitas fisik, dan riwayat keluarga yang pernah mengidap kolesterol, kencing manis, jantung koroner, dan stroke.

Untuk terhindar dari gangguan kolesterol, hindarilah makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti fast food, makanan yang digoreng, daging olahan, seperti sosis serta chicken nugget, seafood, jeroan, susu full cream, dan makanan-makanan yang bersantan, tidak merokok dan mengurangi alkohol.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

3 jam lalu

Ilustrasi stroke. autoimuncare.com
Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.


Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Kolesterol

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Kolesterol

Salah satunya dengan cek kolesterol rutin. Hal ini agar seseorang bisa melakukan pengobatan-pengobatan lebih cepat


Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

6 hari lalu

Ilustrasi jus alpukat. shutterstock.com
Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

Beberapa buah dapat menurunkan kadar kolesterol. Saatnya mengonsumsi alpukat, buah beri hingga nanas untuk luruhkan kolesterol jahat.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

7 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


6 Buah Penurun Kolesterol Usai Kebanyakan Menyantap Hidangan Lebaran

8 hari lalu

Ilustrasi makan buah-buahan. Shutterstock
6 Buah Penurun Kolesterol Usai Kebanyakan Menyantap Hidangan Lebaran

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kadar kolesterol dalam tubuh, terutama setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula selama perayaan Lebaran.


Hidangan Lebaran Penuh Kolesterol, Inilah 10 Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Kadar Kolesterol

10 hari lalu

Hidangan Lebaran Prilly Latuconsina (Instagram/@prillylatuconsina96)
Hidangan Lebaran Penuh Kolesterol, Inilah 10 Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Kadar Kolesterol

Makanan dan minuman ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah.


Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

14 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.


5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

14 hari lalu

Resep gulai kambing ala India yang bisa menjadi alternatif menu idul adha
5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan menghindari 5 menu lebaran berikut ini.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.


Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

17 hari lalu

Ilustrasi makanan khas Lebaran. Shutterstock
Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

Sajian makanan kaya lemak saat Lebaran aman dikonsumsi asal tahu batasannya. Simak penuturan ahli gizi dari Unair berikut ini.