TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat sering kali dipicu oleh perubahan hormonal dalam tubuh, jadi paling sering terjadi pada remaja yang mengalami masa pubertas.
Jerawat perlahan akan hilang tanpa pengobatan, tetapi terkadang ketika satu jerawat mulai hilang, jerawat lainnya bermunculan. Kasus jerawat yang serius dan berbahaya memang jarang ditemukan, tetapi dapat menyebabkan tekanan emosional dan dapat melukai kulit.
Jerawat sendiri bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pola makan.
Baca: Roti dan 3 Makanan Ini Bisa Bikin Jerawat Tambah Parah
Makanan tertentu meningkatkan gula darah lebih cepat daripada yang lain. Gula darah yang naik dengan cepat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang disebut insulin. Kadar insulin berlebih dalam darah dapat menyebabkan kelenjar minyak memproduksi lebih banyak minyak sehingga meningkatkan risiko timbulnya jerawat.
Beberapa makanan yang memicu lonjakan insulin meliputi pasta, nasi, roti putih, dan segala jenis makanan olahan tinggi gula. Karena efek produksi insulinnya yang tinggi, makanan ini dianggap sebagai karbohidrat glisemik tinggi. Itu artinya jenis makanan ini terbuat dari gula sederhana.
Ahli dermatologi bersertifikat dari klinik Curologi di Amerika Serikat, David Lortscher menjelaskan bahwa gula dalam bentuk apa pun dapat mempengaruhi hormon dan kondisi kulit. Hal ini kemudian memicu pada jerawat.
"Saat Anda makan karbohidrat sederhana dan panganan tinggi gula, maka kadar gula darah Anda meningkat lebih cepat, dan pankreas merespons dengan melepaskan insulin. Dengan menghilangkan gula, Anda mungkin dapat menurunkan jumlah insulin dan sebagai hasilnya, produksi minyak dan jerawat juga dapat dipengaruhi," ujar Lortscher seperti dilansir dari laman Healthline.
Cokelat juga diyakini dapat memperburuk jerawat. Namun tampaknya tidak semua orang terpengaruh oleh dampak buruk cokelat ini, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology.
Peneliti lain telah mempelajari hubungan antara apa yang disebut 'diet Barat' atau 'diet standar Amerika' dan jerawat. Jenis diet ini sangat didasarkan pada karbohidrat glikemik tinggi, produk susu, lemak jenuh dan lemak trans.
MedicalDaily melaporkan bahwa menurut penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, jenis-jenis makanan ini merangsang produksi hormon yang dapat menyebabkan minyak berlebih dibuat dan disekresikan oleh kelenjar minyak.
Para peneliti juga menemukan bahwa pola makan Barat yang tinggi akan lemak jenuh dikaitkan dengan penyebab meningkatnya peradangan pada kulit, salah satunya adalah jerawat.
Namun Lortscher menyebutkan susu hewani merupakan salah satu pemicu utama yang merangsang hormon untuk memproduksi sebum lebih banyak, sehingga potensi munculnya jerawat menjadi lebih tinggi. "Susu dan segala jenis produk turunannya, pada sebagian orang terbukti dapat memicu atau memperburuk kondisi kulit yang berjerawat," kata Lortscher.
Lebih lanjut Lortscher menjelaskan bahwa susu hewani dan semua produk turunannya mengandung prekursor bagi hormon testosteron dan androgen, yang mempengaruhi reseptor hormon di kulit sehingga mengaktifkan proses yang menyebabkan jerawat.