TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang harus diperhatikan mereka yang akan vaksinasi, yakni mempersiapkan diri dengan cukup istirahat, cukup makan, cukup vitamin, dan asupan obat tetap diterapkan sesuai anjuran dokter. Selain itu, juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Iris Rengganis, menyatakan calon peserta vaksinasi dengan riwayat risiko pengentalan darah perlu lebih dulu berkonsultasi dengan dokter sebelum vaksinasi.
"Memang kasus pengentalan darah pada peserta vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca di Inggris sudah dipastikan tidak dipicu oleh vaksin. Namun, akan lebih baik jika hal-hal yang dapat mencetuskan terjadinya pengentalan darah bisa dihindari. Karenanya, berkonsultasi pada dokter dulu akan lebih baik," katanya pada webinar bertajuk "Mengenal Risiko COVID-19 dan Rehabilitasi Medik Bagi Penyintas", Sabtu, 27 Maret 2021.
Iris mengatakan hal yang sama juga perlu dilakukan calon peserta vaksinasi Covid-19 yang memiliki komorbid untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum hari penyuntikan.
"Komorbid harus dipastikan terkontrol saat akan disuntik karena pada dasarnya vaksinasi itu diberikan kepada orang yang sedang dalam kondisi sehat," jelas Iris.
Ia menjelaskan pada masa-masa awal vaksinasi memang banyak item komorbid yang tidak dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi.
"Namun rekomendasinya terus diperbarui, seperti untuk komorbid diabetes yang sampai mengalami empat kali perubahan. Kini calon peserta dengan komorbid diabetes sudah diperbolehkan mendapatkan vaksinasi dengan catatan gula darahnya terkontrol dalam sebulan terakhir sebelum vaksinasi," kata Iris.
Baca juga: Habis Bepergian tapi Sudah Divaksin Covid-19, Tetap Karantina biar Aman
Demikian pula bagi calon peserta dengan komorbid hipertensi, tensinya harus terkontrol saat akan disuntik vaksin Covid-19.
"Untuk memastikan kondisi tubuh memang siap untuk divaksinasi, maka dianjurkan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebab tidak semua komorbid bisa disamakan kasusnya. Beda pasien tentu beda penanganan dan beda kondisinya, sehingga dokter bersangkutan yang akan lebih paham," paparnya.
Konsultasi terlebih dulu dengan dokter dapat mempercepat jalannya proses vaksinasi.
"Sedangkan yang terjadi sejauh ini banyak yang tertahan di meja registrasi kedua dan akhirnya tidak mendapat persetujuan untuk lanjut vaksinasi karena kondisi kesehatan yang dinyatakan tidak aman. Jika ini bisa diketahui lebih awal dengan berkonsultasi pada dokter, tentu risiko terpapar karena harus mengantre bersama calon peserta lain bisa diantisipasi," katanya.