Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Deteksi Dini Kelainan Genetik Penyebab Down Syndrome, Begini Caranya

Reporter

image-gnews
Karina Syahna berlatih menari bersama anak-anak down syndrome. Foto: Instagram karinasyahna
Karina Syahna berlatih menari bersama anak-anak down syndrome. Foto: Instagram karinasyahna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada beberapa kasus kehamilan, bayi yang lahir mengalami kelainan genetik seperti down syndrome. Down syndrome adalah kelainan genetik yang disebabkan ketika pembelahan sel menghasilkan bahan genetik tambahan dari kromosom 21.

Kelainan genetik ini menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan kelainan fisik yang khas. Kasus down syndrome di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, pada anak berusia 24-59 bulan ditemui kasus down syndrome sebanyak 0,12 persen. Lalu pada Riskesdas 2013 kasus kelainan genetik ini mengalami peningkatan menjadi 0,13 persen dan data terakhir pada Riskesdas 2018 menunjukkan kasus menjadi 0,21 persen.

Dokter Kandungan di MRCCC Siloam Hospital, Andriansjah Dara, menjelaskan ibu hamil normal setidaknya memiliki 23 pasang kromosom. Namun, dalam kasus ibu yang mengandung anak down syndrome, dia memiliki 47 kromosom karena ada satu kromosom tambahan pada kromosom nomor urut 21 atau yang disebut trisomi 21.

Ada sejumlah faktor risiko ibu mengandung anak dengan down syndrome. Faktor paling besar yakni usia ibu yang cukup tua untuk hamil, yakni di atas 35 tahun. Pada era sekarang ini, kata Dara, banyak wanita di kota besar yang menunda pernikahan hingga usia 30 tahun ke atas. Ada juga yang memutuskan menunda punya anak pascamenikah karena alasan pekerjaan. Ketika memutuskan program untuk hamil, akhirnya sulit hingga terjadi kehamilan pada usia optimal. “

"Usia 35 tahun ke atas itu berisiko membuat kelainan. Mulai dari kelainan untuk ibu, seperti hipertensi, termasuk kelainan kromosom atau genetik, dalam hal ini down syndrome. Faktor penyebabnya usia ibu lebih tua,” jelasnya.

Baca juga: Fakta yang Perlu Anda Tahu di Hari Down Syndrome Sedunia

Selain usia ibu, menurut catatan Kementerian Kesehatan, faktor risiko down syndrome berikut adalah keturunan, pernah melahirkan bayi down syndrome, jumlah saudara kandung dekat jarak lahir, kekurangan asam folat, dan faktor lingkungan, seperti paparan bahan kimia dan zat asing seperti rokok dan asapnya. Kendati demikian, Dara menambahkan bahwa anak down syndrome memiliki angka harapan hidup yang cukup tinggi.

“Down syndrome dapat hidup normal panjang, hanya ada sedikit keterbatasan yang bisa dilatih. Di trisomi lain, T13 (sindrom pantau) dan T18 (sindrom Edward) angka keberlangsungan hidupnya kecil,” ungkapnya.

Medical Advisor PT Cordlife Persada, dr. Meriana Virtin, mengatakan ada metode untuk mendeteksi adanya risiko trisomi pada bayi sejak masih dalam kandungan melalui Non Invasive Prenatal Testing (NIPT), yang merupakan sebuah skrining untuk membantu mendeteksi berbagai kelainan kromosom, termasuk di antaranya trisomi 21. Dia menjelaskan skrining NIPT direkomendasikan oleh The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) untuk dapat dilakukan oleh semua wanita hamil, terlepas dari usianya. Caranya dengan menganalisis sel bebas DNA dari janin yang terdapat pada darah ibu dan dapat dilakukan pada usia kehamilan 10-24 minggu.

Mariana mengatakan hasil NIPT biasanya diperoleh 10-14 hari sejak pengambilan sampel darah. Hasilnya bisa dua jenis, yakni berisiko tinggi dan rendah. Apabila hasilnya menunjukkan risiko tinggi, ibu hamil tersebut disarankan melakukan pemeriksaan lanjutan dengan pengambilan cairan ketuban, kemudian diperiksa genetik apakah ada trisomi atau tidak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kalau high risk baru dilanjutkan pemeriksaan invansif atau diagnostiknya. Ini bisa dipakai untuk skrining trisomi tadi,” sebutnya.

Dengan pemeriksaan ini diharapkan ibu lebih siap secara mental jika nyatanya dia mengandung anak down syndrome.

Bendahara Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome (POTADS) II, Eliza Octavianti Rogi, mengatakan anak dengan down syndrome bisa berkomunikasi dengan anak lain, memiliki harapan dan keinginan seperti anak normal lain, dan memiliki semangat dalam meraih kemajuan.

”Mereka senang bergaul, anak yang hangat gembira, punya potensi bakat yang bisa menjadi bekal di kemudian hari dan bisa berpartisipasi di masyarakat,” tegasnya.

POTADS berupaya untuk menampilkan harapan dan prestasi anak dengan down syndrome itu hingga akhirnya banyak dari mereka kini bisa berpartisipasi di masyarakat dan mendapat pekerjaan.

“Anak kami dinilai tidak punya masa depan, beban keluarga, anak yang harus dijauhi atau dikucilkan. Dengan mengekspos anak kami, masyarakat punya gambaran utuh, mereka punya potensi yang dikembangkan,” tuturnya.

Eliza pun terus berharap agar masyarakat secara utuh menerima anak down syndrome dan memberi ruang gerak yang lebih luwes untuk mereka mengembangkan diri. Pandangan negatif memang tidak bisa dihindari. Di sini penting bagi orang tua untuk terus menguatkan mentalnya.

Selain itu, anak down syndrome juga perlu dibekali pemahaman adanya reaksi kurang menyenangkan dari orang lain. Edukasi juga harus digaungkan kepada orang terdekat dan sekitar untuk bisa menerima anak istimewa ini. “Memang tidak mudah, harus bermental baja,” kata Eliza.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

4 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

6 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

9 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

10 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

12 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

14 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

17 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?


6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

20 hari lalu

Hari Autis Internasional Seorang anak penderita autisme merangkai manik-manik untuk di jadikan gelang pada kampanye kegiatan Hari Peduli Autis Internasional di Anjungan Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, 2 April 2017. ANTARA
6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf.


Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

21 hari lalu

Instruktur selancar menemani anak-anak yang berpartisipasi dalam program Surftismo, terapi alternatif untuk anak-anak dengan diagnosis gangguan spektrum autisme dengan menggunakan selancar, di Chiltiupan, El Salvador 14 Agustus 2022. REUTERS/Jose Cabezas
Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

Anak dengan spektrum autisme dapat didukung potensinya hingga menjadi orang hebat. Berikut penjelasan pakar.


Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

23 hari lalu

 Aghnia Punjabi/Foto: Instagram/ Aghnia Punjabi
Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

Selebgram asal Malang Aghnia Punjabi tampak terisak saat menceritakan kembali peristiwa penganiayaan yang dialami putrinya.