Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Phantosmia, Halusinasi Indera Penciuman Seolah Mencium Bau Sesuatu

Reporter

image-gnews
Ilustrasi hidung mancung. shutterstock.com
Ilustrasi hidung mancung. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPhantosmia adalah kondisi halusinasi penciuman, ditandai dengan indera penciuman merasakan bau sesuatu yang sebenarnya tidak bisa dicium oleh siapa pun karena tidak adanya sumber bau itu berasal.

Jenis baunya oleh indera penciuman beragam variasi, dari bau yang hampir membuat sakit hingga aroma yang sangat menyenangkan. Tetapi pada umumnya penderita panthosmia cenderung mendeteksi bau tak sedap. Spesifik baunya seperti bau terbakar, busuk, bau kotoran atau bahkan bau bahan kimia. Intensistas yang dirasakan penderita panthosmia akan bau-bau ini tidak konstan, seperti hilang dan timbul dirasakan dari salah satu atau kedua lubang hidung.

Gangguan pada indera penciuman ini disebabkan oleh berbagai kondisi seperti alergi, masuk angin, infeksi sinus, iritasi akibat merokok atau kualitas udara yang buruk, polip hidung, masalah pada gigi, paparan neurotoksin yakni zat beracun bagi sistem saraf, seperti timbal atau merkuri, dan pengobatan radiasi untuk kanker tenggorokan atau otak

Terjadinya “halusinasi”  Phantosmia terjadi pada area kerja otak peripheral, dimana otak peripheral sendiri berperan fungsi penciuman,  berkontribusi dalam mengatur pengendalian emosi. Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahkan lebih lanjut, otak peripheral memainkan peran yang dikaitkan dengan depresi.

Penderita penyakit Panthosmia sendiri kini dikaitkan sebagai gejala dan efek long term pada individu yang terinfeksi virus Covid-19, walaupun demikian saraf yang rusak di hidung dan rongga hidung memiliki kemampuan untuk tumbuh kembali. Cara yang perlu dilakukan jika mengami Panthosmia yakni dengan rutin membilas saluran hidung dengan larutan garam, menyemprotkan oxymetazoline untuk mengurangi hidung yang tersumbat, oxymetazoline sendiri miliki sistem kerja dengan mengecilkan pembuluh darah sehingga mengurangi pembengkakan dan penyumbatan. Kemudian bisa melakukan semprotan anestesi untuk mematikan sel saraf penciuman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai informasi, gejala phantosmia memiliki risiko leih tinggi dialami oleh perempuan, kondisi ini juga diikuti dengan berbagai riwayat sakit pada populasi berbeda, seperti pasien yang mengalami depresi, migrain, epilepsi dan skizofrenia. Selain itu menurut beberapa ahli Panthosmia bisa juga disebabkan oleh cedera kepala, infeksi saluran pernapasan atas, kejang di lobus temporal otak, infeksi sinus, penyakit Parkinson, Covid-19.

Baca: 5 Tips Mengembalikan Indera Penciuman yang Terganggu Akibat Covid-19

Akibat yang diraskan bagi penderita phantosmia ini tentu saja menurunkan kualitas hidup, sebab organ penciuman yang tergangu, timbulnya rasa tidak nyaman akibat seolah mencium bau yang tidak sedap sepanjang waktu.

TIKA AYU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

4 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

6 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

10 hari lalu

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan,  19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP
Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.


Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

10 hari lalu

Kim Jonghyun, personel grup SHINee ditemukan tewas tak bernyawa di apartemennya di kawasan Cheongdamdong. Jonghyun memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menghirup gas kriket batubara. Instagram/@kjonghyun.018
Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

Salah satu anggota SHINee, Kim Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya pada 18 Desember 2017 karena menghirup karbonmonoksida


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

12 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa memegang poster memprotes eutanasia di depan gedung parlemen di Lisbon, Portugal, 29 Mei 2018.[REUTERS/Rafael Marchante]
Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

12 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Tanda Sudah Waktunya Potong Rambut, Termasuk Migrain

14 hari lalu

Ilustrasi wanita potong rambut. Freepik.com/Racool_studio
Tanda Sudah Waktunya Potong Rambut, Termasuk Migrain

Ada tanda-tanda umum sudah waktunya Anda potong rambut, bukan hanya karena sudha terlalu panjang. Berikut di antaranya


Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

16 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.


Menelisik Penyebab Anak Perempuan Rentan Mengalami Gangguan Dismorfik Tubuh

17 hari lalu

Lana Condor. Instagram.com/@lanacondor
Menelisik Penyebab Anak Perempuan Rentan Mengalami Gangguan Dismorfik Tubuh

Sebuah studi mengatakan anak perempuan terutama remaja, berpotensi enam kali lebih sering mengalami gangguan dismorfik tubuh. Apa itu?