TEMPO.CO, Jakarta - Anxienty and Depression Association of America (ADAA) menyatakan Generalized Anxiety Disorder (GAD) merupakan gangguan kecemasan yang ditandai kekhawatiran berlebih akan suatu hal yang berlangsung secara terus menerus.
Penyandang GAD sadar rasa khawatir yang dimilikinya berlebihan, namun tidak dapat mengendalikannya. Mereka juga kerap mengkhawatirkan hal-hal buruk akan segera terjadi, meski tanpa didasari alasan jelas. Beberapa orang dengan kondisi GAD cukup parah akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
Anda patut curiga ketika setidaknya selama enam bulan mengalami tiga atau lebih gejala GAD secara terus menerus. Berikut akan dipaparkan beberapa gejala GAD yang bisa dikenali.
Baca: Atasi Kecemasan Berlebih Dengan 3 Cara Ampuh Ini
Mayoclinic.org merilis beberapa gejala yang kerap dirasakan seseorang dengan GAD, di antaranya:
- Kekhawatiran atau kecemasan terus menerus yang alasannya tidak terlalu jelas.
- Terlalu memikirkan kemungkinan terburuk pada suatu rencana dan solusi.
- Memahami situasi dan peristiwa sebagai sebuah ancaman, meski situasi sebenarnya tidak mengancam.
- Kesulitan menangani ketidakpastian.
- Keragu-raguan dan ketakutan membuat keputusan yang salah.
- Ketidakmampuan mengesampingkan atau melepaskan kekhawatiran.
- Ketidakmampuan untuk rileks, merasa gelisah, dan tertekan.
- Kesulitan berkonsentrasi.
Anxienty & Depression Association of America menyatakan terdapat beberapa gejala fisik penyandang GAD, yakni:
- Merasa gugup, mudah tersinggung dan mudah gelisah.
- Memiliki perasaan akan bahaya, panik atau hal buruk lain yang akan segera datang.
- Memiliki detak jantung yang meningkat.
- Bernafas dengan cepat (hiperventilasi), berkeringat dan gemetar.
- Merasa lemah atau lelah.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Kesulitan tidur.
- Mengalami masalah gastrointestinal (GI).
- Ketegangan otot atau nyeri otot.
- Mudah terkejut dan mudah marah.
Jika Anda maupun seseorang yang Anda kenal kerap mengalami beberapa atau bahkan semua gejala Generalized Anxiety Disorder yang dipaparkan tersebut secara terus menerus, tenaga ahli tentu menyarankan agar segera mencari bantuan profesional, baik psikolog atau psikiater.
DELFI ANA HARAHAP