TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, tercatat setidaknya 33,5 persen masyarakat kurang banyak beraktivitas fisik. Hal ini kemudian diteliti lebih lanjut dalam pengukuran kebugaran yang dilakukan Kementerian Kesehatan terhadap beberapa kelompok masyarakat yang menunjukkan 45 persen tingkat kebugaran jasmani yang masih kurang. Bahkan, 45 persen masyarakat memiliki berat badan berlebih dan obesitas. Riset inilah yang kemudian mendorong adanya kolaborasi dalam peningkatan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot dengan memperbanyak aktivitas fisik sekalipun berada di rumah.
"Meskipun dalam situasi pandemi, perilaku hidup sehat aktif harus tetap dilakukan karena investasi kesehatan jantung, paru, dan termasuk juga kesehatan tulang, sendi, otot sejak usia dini penting untuk kesejahteraan secara menyeluruh di setiap tahapan kehidupan," ujar Riskiyana Sukandhi Putra, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kemenkes RI.
Kesadaran ini kemudian membuat Kemenkes merancang Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS), yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar rutin melakukan aktivitas fisik dan menerapkan perilaku sehat dan pola makan gizi seimbang. Secara spesifik, Riskiyana menyarankan masyarakat melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit selama 3-5 kali seminggu.
Tidak hanya Riskiyana, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), Bagus Putu Putra Suryana, juga mengatakan pentingnya aktivitas fisik demi menjaga kesehatan, terutama untuk kesehatan tulang dan sendi demi investasi kesehatan di masa depan.
Baca juga: 4 Khasiat Buah Plum, Selain Penguatan Tulang
"Seseorang harus aktif melakukan aktivitas fisik sejak dini serta konsumsi asupan kalsium dan vitamin D yang cukup sebagai investasi agar tulang cukup padat dan tetap optimal hingga hari tua," jelas Bagus.
Ia menyebutkan selama mendapatkan asupan makanan maupun sinar matahari yang cukup, maka kebutuhan vitamin D dan kalsium dapat terpenuhi. Tetapi, jika asupannya kurang maka hal ini akan berdampak bagi tubuh, misalnya peningkatan risiko osteoporosis dan juga artritis yang berkaitan dengan osteoporosis.
Aktivitas fisik tidak semerta-merta hanya dilakukan dalam kegiatan sehari-hari tapi juga harus dilakukan dalam berbagai situasi khusus, seperti saat puasa. Ketua dan Pendiri Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya, Siti Pariani, menekankan pentingnya aktivitas fisik bagi lansia yang lebih rentan dibanding orang yang lebih muda.
"Aktivitas fisik untuk lansia bisa tetap dilakukan selama berpuasa di bulan Ramadan dengan intensitas sedang, seperti jalan kaki jarak dekat, membersihkan rumah, bersepeda santai, naik tangga, hingga berkebun," tambah Siti.