TEMPO.CO, Jakarta - Wakil ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Ida Gunawan, menyebutkan intervensi gizi pada pengidap kanker yang menjalani pengobatan diperlukan untuk mencegah malnutrisi. Ida mengatakan dalam survei yang dilakukan pada 300 pengidap kanker yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Dharmais Jakarta, sekitar 30 persen kurang gizi.
“Kanker menyebabkan inflamasi timbul di seluruh bagian tubuh. Efek operasi, radioterapi, dan kemoterapi itu menambah inflamasi di dalam tubuh, selain menyebabkan kelelahan secara fisik hingga fungsi saraf terganggu, termasuk juga kelelahan mental sehingga pasien berada di titik terpuruk dan berujung pada tidak nafsu makan yang menyebabkan malnutrisi,” kata Ida.
Dokter spesialis gizi klinis itu mengatakan intervensi gizi seharusnya dilakukan sejak kanker terdeteksi dari awal sehingga lebih mudah untuk mencegah terjadinya malnutrisi. Intervensi gizi oleh profesional terhadap pengidap kanker pun dilakukan agar tidak ada kesalahan dalam pemberian makanan dan minuman kepada pasien. Setelah mendengar vonis kanker, pasien justru sering menjalani pola makan yang salah seperti layaknya berdiet.
Baca juga: Tiga Pengobatan Kanker yang Anda Perlu Tahu
“Banyak yang salah kaprah, saat tahu kena kanker justru malah menjauhi daging, telur, dan justru hanya makan sayuran. Mereka justru menjalani diet vegetarian, padahal tubuh pasien membutuhkan gizi yang komplet dan seimbang karena kebutuhan nutrisi pengidap kanker sebenarnya tinggi sekali, khususnya yang menjalani pengobatan,” jelas Ida.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pengidap kanker dalam satu hari di antaranya kebutuhan energi dihitung sebesar 25-30 kilo kalori (kkal)/kilogram berat badan. Selanjutnya, kebutuhan protein untuk mejaga massa otot dihitung dengan rumus 1-1,5 gram/kilogram berat badan, dan asam lemak omega 3 dengan dosis 1-2 gram per hari.
Di samping itu, pemberian vitamin dan mineral juga disesuaikan dengan angka kecukupan gizi (AKG). Bagi pengidap kanker yang memiliki penyakit bawaan, seperti diabetes, hipertensi, atau asam urat sangat direkomendasikan untuk segera berkonsultasi ke dokter ahli gizi. Selain membantu pasien mengenal kebutuhan nutrisi, dokter gizi pun dapat membimbing pasien agar membantu mengatur pola makan.