TEMPO.CO, Jakarta - Perlemakan hati, terutama nonalkoholik, kerap tidak bergejala sampai kondisi berkembang lebih serius. Namun, ada sejumlah tanda yang bisa menjadi peringatan.
Perlemakan hati adalah istilah umum untuk kondisi yang ditandai dengan penumpukan lemak hati. Akumulasi lemak di dalam hati bisa disebabkan oleh alkohol atau tidak terkait dengan alkohol. Penyakit lemak hati nonalkoholik (NAFLD) lebih sulit dijelaskan, baik dari segi penyebab maupun gejala. Hal ini membuatnya sangat sulit untuk didiagnosis.
Melansir Express UK, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology & Hepatology menyebut NAFLD hanya cenderung menghasilkan gejala nonspesifik seiring dengan perkembangan kondisi. Menurut penelitian, gejala nonspesifik dapat muncul jika kondisi berkembang menjadi steatohepatitis nonalkohol (NASH), sejenis NAFLD.
Baca baca: Perlemakan Hati Bisa Sebabkan Kanker, Kenali Tandanya
Jika menderita NASH, Anda mengalami peradangan dan kerusakan sel hati bersama dengan lemak di hati. Menurut penelitian, gejala nonspesifik termasuk nyeri perut sebelah kanan, kelelahan, dan lemas. Tanda-tanda lain termasuk penurunan berat badan tanpa sebab dan merasa lemah.
"Jika sirosis (stadium paling lanjut) berkembang, gejala bisa lebih parah, seperti menguningnya kulit dan bagian putih mata (ikterus), kulit gatal, dan bengkak di tungkai, pergelangan kaki, atau perut (edema),” tulis Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS).
Menurut NHS, NAFLD sering didiagnosis setelah tes darah yang disebut tes fungsi hati menghasilkan hasil yang tidak normal dan bukan karena kondisi hati lain seperti hepatitis. Akan tetapi, seperti yang dijelaskan oleh badan kesehatan tersebut, tes darah tidak selalu menunjukkan hasil NAFLD. Diagnosis NAFLD juga bisa dilakukan melalui ultrasonografi.
Sementara itu, para ahli tidak tahu persis mengapa beberapa orang mengalami penumpukan lemak hati. Demikian pula pemahaman yang terbatas tentang mengapa beberapa perlemakan hati mengembangkan peradangan yang menjadi sirosis.