TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Cut Arsy Rahmi, mengatakan orang yang mengalami masalah jantung bisa mendapatkan berbagai manfaat dari puasa Ramadan asalkan memperhatikan sejumlah hal. Khusus untuk pasien jantung, perhatikan antara lain asupan minuman dan makanan yang tidak boleh berlebihan.
"Biasanya pasien gagal jantung tidak boleh minum terlalu banyak, pas buat pasien berpuasa dengan memperhatikan aturan, yakni jumlah 1,5 liter cairan atau disesuaikan dengan berat badan, mungkin sekitar enam gelas. Minum dibagi ke dalam beberapa waktu, yakni dua gelas saat sahur, satu gelas saat buka puasa, dua gelas di malam hari dan segelas sebelum tidur," katanya dalam diskusi bertajuk "Anda Bertanya Dokter Menjawab", Selasa, 13 April 2021.
Selain itu, pasien juga sebaiknya tidak berhenti mengonsumsi obat-obatan. Dokter jantung biasanya meresepkan obat sebanyak 5-6 jenis yang dibagi untuk dikonsumsi pagi, siang, atau sore hari dan ini bisa disesuaikan selama Ramadan.
"Minta dokter memberikan obat regimen 1-2 hari saja. Rata-rata obat jantung pemberiannya 1-2 hari sekali, jarang yang sampai tiga kali sehari. Biasanya pasien jantung, stroke, pembuluh darah juga mengonsumsi obat pengencer darah, kadang-kadang menyebabkan maag. Kalau diminum saat sahur dikhawatirkan lambungnya sakit, jadi minumlah saat berbuka puasa," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Sari Asih itu.
Demikian halnya juga dengan obat perangsang kencing bagi pasien gagal jantung yang sebaiknya diminum setelah berbuka puasa. Meminum obat ini saat sahur ditakutkan membuat tubuh menjadi lemas. Selain itu, pasien juga perlu mempertimbangkan konsumsi obat lambung sebelum sahur dan saat berbuka bila memiliki maag.
Bagaimana dengan olahraga? Pasien penyakit jantung bisa berolahraga ringan macam jalan, lari kecil, bersepeda, berenang dengan durasi di atas 20 menit atau 30-60 menit dalam satu sesi. Mereka bisa melakukannya sebelum berbuka, saat kadar gula turun maka kadar lemak dan kolesterol yang dibakar akan lebih banyak, jadi turun berat badan akan lebih efektif.
Pasien penyakit jantung koroner perlu mengurangi konsumsi makanan berkolesterol. Lalu, penderita penyumbatan pembuluh darah tungkai disarankan membatasi konsumsi gula dan karbohidrat. Sementara penderita stroke perlu membatasi konsumsi garam, dan pasien gagal jantung sebaiknya mencukupi konsumsi cairan. Semua ini ada saat puasa.
"Bisa dikontrol dengan puasa yang kita sudah enggak asing. Paling terkenal intermitten fasting, jadinya puasa 16 jam makannya 8 jam, eat-stop-eat method juga ada, jadi hari ini puasa, besok tidak puasa, lalu puasa Ramadan," tutur Cut.
Anda bisa mendapatkan manfaat dari berpuasa, khususnya kala Ramadan, seperti menurunkan berat badan, kolesterol dan trigliserida, kadar gula darah, kadar peradangan yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Puasa Ramadan juga tidak menurunkan fungsi ginjal karena beberapa studi memperlihatkan fungsi ginjal juga bisa membaik.
Baca juga: Puasa Ramadan, Ayo Sahur dengan Makanan Super Berikut