TEMPO.CO, Jakarta - Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Anak yang menderita stunting biasanya memiliki postur tubuh lebih pendek dari anak dengan pertumbuhan normal.
Gizi buruk mempengaruhi tumbuh kembang anak, bahkan bisa melemahkan otak. Ketua Pokja Antropometri Kementerian Kesehatan dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik RSCM, Prof. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K), mengatakan pemahaman mengenai pemberian gizi lengkap masih belum merata di masyarakat sehingga menyebabkan masih terjadinya stunting.
"Pasien saya di kota besar Jakarta, ibu-ibunya sudah melek gawai, informasi mengenai makanan bagus dari medsos, tapi kebetulan banyak yang tidak benar. Akibatnya anak tidak dapat protein hewani yang cukup untuk hormon pertumbuhan. Ini disebabkan ketidaktahuan, bukan karena kemiskinan atau penelantaran," kata Damayanti.
Tak hanya soal tinggi badan yang berbeda dari anak sebaya, stunting dapat melemahkan otak anak sehingga daya kemampuan berpikir kurang dan berpengaruh pada masa depan. Damayanti mengatakan kekurangan gizi kronis dari protein yang harusnya dibutuhkan anak menghambat kemampuan otak untuk bekerja. Hal itu bisa terjadi hingga dewasa.
Untuk membuat tumbuh kembang anak maksimal, anak harus mendapatkan asupan gizi seimbang, khususnya protein hewani dan nabati. Menurut Damayanti, kebutuhan protein hewani tidak bisa diganti dengan asupan lain.
Ia juga mengatakan usia 0-2 tahun adalah angka yang tepat untuk memberikan gizi terbaik bagi anak agar tidak mengalami stunting. Jika terlewat, yang bisa diperbaiki hanya fisik saja.
"Kita cuma bisa kejar dengan pendidikan yang baik dan makanan baik sambil distimulasi. Nanti akan naik tapi ya mengejarnya akan susah dibandingkan dengan anak yang normal," jelas Damayanti.
Persoalan stunting di Indonesia merupakan masalah yang serius dan pemahaman para orang tua harus sama dalam masalah ini. "Sebelum semuanya terlambat, orang tua harus sadar akan pentingnya asupan anak sejak dini," paparnya.
Baca juga: Dampak Kurang Gizi, Stunting sampai Risiko Penyakit Infeksi