TEMPO.CO, Jakarta - Tubuh cenderung kekurangan asupan nutrisi seimbang kala Ramadan, termasuk vitamin, mineral, dan serat. Anda bisa meminum suplemen vitamin apabila merasa asupan vitamin tak mencukupi dari makanan seperti sayuran dan buah-buahan.
"Tetap dianjurkan sumbernya adalah dari makanan yang kita konsumsi, makanya disarankan tetap mengonsumsi gizi seimbang, buah sayur yang cukup selama buka dan sahur. Tapi kalau susah bisa salah satunya dibantu suplemen. Jadi, suplemen boleh-boleh saja tetapi tidak harus," ujar Certified Nutrition and Wellness Consultant dari Universitas Indonesia, Mochamad Aldis Ruslialdi.
Hal senada diungkapkan Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania. Dia mengatakan secara umum suplemen vitamin dan mineral selama Ramadan dan pandemi COVID-19 dibutuhkan untuk meningkatkan kebugaran dan imunitas.
Suplemen yang direkomendasikan antara lain vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin D3, mineral seng, dan herbal imunomodulator yang umum lebih minimal efek samping karena berasal dari bahan alami seperti ekstrak Echinacea pupurea, jamur Cordyceps Militaris, dan zinc picolinate.
Kapan sebaiknya minum suplemen selama Ramadan? Tania menyarankan sehabis makan berbuka maupun sahur.
"Karena ada beberapa mikronutrien yang akan lebih optimal diserap dengan dampingan dari nutrisi lain. Misalnya vitamin A, D, E, K yang optimal diserap saat kita konsumsi cukup lemak sehat atau zat besi yang lebih optimal diserap saat mengonsumsi vitamin C," tuturnya.
Untuk memudahkan Tania mencontohkan suplemen vitamin D3, misalnya bisa diminum setelah berbuka, suplemen herbal imunomodulator sebelum makan sahur, lalu suplemen vitamin B kompleks, vitamin C, seng setelah makan sahur. Khusus untuk imunomodulator, Anda bisa mengonsumsinya setiap hari antara 8-16 minggu dengan jeda dua minggu untuk menghindari kemungkinan timbulnya efek samping walaupun belum ada bukti kuat mengenai hal ini.
Baca juga: Pentingnya Vitamin E buat Kulit, Perhatikan Dosis yang Tepat