Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cuka Apel untuk Diet Tidak Menjanjikan, Tapi Bagus Menekan Gula Darah

Reporter

image-gnews
Ilustrasi cuka apel. shutterstock.com
Ilustrasi cuka apel. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah dengar tentang diet menggunakan cuka apel? Diet jenis ini diklaim dapat menurunkan berat badan berkat kandungan asam asetat dalam cuka apel. Namun kemampuan cuka apel tersebut masih banyak yang meragukan, sebab pada penelitian yang dilakukan pada 2009 silam terhadap 175 responden tidak banyak perubahan yang terjadi setelah mereka mengonsumsi cukaapel selama tiga bulan, sebagaimana dikutip dari health.harvard.edu

Dilansir dari prevention.com, dalam studi lain di Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry, 144 orang dewasa dengan obesitas secara acak ditugaskan untuk minum satu hingga dua sendok makan cuka sari apel setiap hari selama 12 minggu.

Di akhir penelitian, mereka yang minum dua sendok makan kehilangan hampir 1.8 kilogram berat badan, sementara mereka yang minum satu sendok makan hanya kehilangan berat badan sebanyak 1.1 kilogram. Namun, temuan tersebut tidak membuktikan bahwa cuka apel adalah pelarut lemak ajaib.

Terlepas dari itu semua, rasanya perlu membahas sedikit tentang cuka apel, sebelum bicara lebih lanjut soal diet cuka apel. Cuka apel sendiri merupakan sari buah yang diambil dari buah tersebut, kemudian disuling dan difermentasi. Cuka apel dapat dikonsumsi dalam jumlah kecil sebagai suplemen, bermanfaat untuk kesehatan berkat kandungan asam asetatnya, cara konsumsinya cukup satu hingga dua sendok teh sebelum makan atau campur dengan makanan.

Selama ribuan tahun, senyawa yang mengandung cuka, termasuk fermentasi sari apel, telah dimanfaatkan untuk obat penyembuh, meskipun zaman dulu khasiatnya masih sebatas dugaan. Masyarakat kuno memanfaatkan cuka untuk detoksifikasi sebagai antibiotik, seperti pengobatan untuk penyakit kudis, misalnya.

Kembali ke pokok masalah soal cuka apel untuk diet, sebuah studi pada tikus-tikus gemuk menunjukkan bahwa kandungan asam asetat dalam cuka apel terbukti dapat mencegah penumpukan lemak sekaligus meningkatkan metabolisme hewan pengerat itu.

Namun studi pada manusia malah tidak banyak menimbulkan efek yang signifikan, seperti dua penelitian yang telah disebutkan tadi, 175 orang responden pada penelitian yang dilakukan 2009 tersebut setelah tiga bulan menjalani diet menggunakan cuka apel menunjukkan hasil mengalami penurunan berat badan sebanyak 1 hingga 1.8 kilogram, namun kabar baiknya kadar trigliserida lebih rendah daripada mereka yang tidak mengonsumsi cuka.

Studi kecil lainnya menemukan bahwa konsumsi cuka meningkatkan perasaan kenyang setelah makan, tetapi hal itu terjadi dengan menyebabkan mual. Dilansir dari prevention.com, sebuah studi yang lebih baru, yang terbit di Journal of Functional Foods, secara acak menugaskan 39 subjek penelitian untuk mengikuti diet kalori terbatas dengan cuka sari apel atau diet kalori terbatas tanpa cuka sari apel selama 12 minggu.

Partisipan yang mengonsumsi satu sendok makan cuka apel saat makan siang dan makan malam, sambil mengurangi 250 kalori per hari, kehilangan hampir 4 kilogram berat badan dalam 12 minggu. Di sisi lain, mereka yang mengurangi jumlah kalori yang sama tetapi tidak mengonsumsi cuka apel hanya kehilangan 2.2 kilogram berat badan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, cuka apel tampaknya memiliki sifat yang berpotensi mendukung upaya penurunan berat badan. Misalnya, sebuah studi 2013 dari Journal of Functional Foods menunjukkan bahwa minum cuka apel sebelum makan dikaitkan dengan lonjakan gula darah yang lebih kecil.

Studi 2010 lainnya dari Annals of Nutrition & Metabolism menunjukkan bahwa mengonsumsi dua sendok teh sari apel selama waktu makan dapat membantu mengurangi penurunan gula dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Mengapa ini terjadi belum sepenuhnya jelas, tetapi peneliti nutrisi seperti Carol Johnston, Ph.D., yang telah mempelajari sari apel di Arizona State University selama bertahun-tahun, menduga bahwa senyawa dalam cuka mengganggu penyerapan beberapa pati.

Bagi yang ingin mengonsumsi cuka apel sebagai suplemen pendukung diet, berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan, dilansir dari laman health.harvard.edu.

1. Cuka harus diencerkan, sebab tingkat keasamannya yang tinggi dapat merusak enamel gigi saat diminum langsung, mengonsumsinya sebagai komponen saus salad vinaigrette adalah cara yang lebih baik.

2. Telah dilaporkan menyebabkan atau memperburuk kadar kalium yang rendah. Itu sangat penting bagi orang yang mengonsumsi obat yang dapat menurunkan kalium, seperti diuretik yang umum digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.

3. Cuka dapat mengubah kadar insulin. Orang dengan diabetes harus sangat berhati-hati tentang diet cuka apel.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Cuka Apel Kaya Manfaat Kapan Waktu Terbaik Mengonsumsinya
 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

10 jam lalu

Ilustrasi jus alpukat. shutterstock.com
Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

Beberapa buah dapat menurunkan kadar kolesterol. Saatnya mengonsumsi alpukat, buah beri hingga nanas untuk luruhkan kolesterol jahat.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

2 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

2 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Anjuran Konsumsi Hidangan Lebaran bagi Pasien Diabetes

10 hari lalu

Ilustrasi kue lebaran. Facebook.com
Anjuran Konsumsi Hidangan Lebaran bagi Pasien Diabetes

Pasien diabetes perlu berhati-hati dalam memilih hidangan Lebaran untuk menjaga kadar gula darah tetap normal tanpa lonjakan.


Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

10 hari lalu

Ilustrasi buah manggis (Pixabay.com)
Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Buah manggis dengan rasa asam manis cocok dikonsumsi penderita diabetes. Mengapa demikian?


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

15 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Apakah Jus Apel Baik buat Kesehatan? Pakar Diet Beri Jawaban

18 hari lalu

Ilustrasi jus apel. Freepik.com/Rawpixel.com
Apakah Jus Apel Baik buat Kesehatan? Pakar Diet Beri Jawaban

Manfaat meminum jus apel tentu tak sesehat memakan buahnya, apalagi jus dalam kemasan. Berikut pendapat pakar diet.


Tips Olahraga Optimal Sembari Puasa Ramadan, Kapan Waktu yang Tepat?

19 hari lalu

Ilustrasi olahraga di rumah saat berpuasa. Shutterstock
Tips Olahraga Optimal Sembari Puasa Ramadan, Kapan Waktu yang Tepat?

Tak sekadar beraktivitas fisik, olahraga saat berpuasa Ramadan juga ada ketentuannya. Kapan waktu yang tepat dilakukan?