Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bawang Bisa Sebabkan Masalah Pencernaan, Cek Sebabnya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi sari bawang. shutterstock.com
Ilustrasi sari bawang. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bawang adalah bumbu penting bagi banyak masakan, mulai dari bawang putih, bawang merah, hingga bawang bombai. Bawang kaya antioksidan dan senyawa anti-inflamasi yang mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah tinggi, dan mencegah penggumpalan darah.

Sayuran bernama genus allium tersebut menjadi bahan penyedap makanan bebas kalori. Terlepas dari peran penting dan manfaat luar biasa bagi kesehatan, bawang memiliki efek samping yang perlu diwaspadai.

Dilansir dari eatthis.com, anggota dewan pakar medis dan ahli diet Lyssie Lakatos dan Tammy Lakatos Shames, yang dikenal sebagai The Nutrition Twins, mengatakan untuk beberapa orang dengan saluran pencernaan yang sensitif, bawang dapat menyebabkan kembung, kram, dan gas.

"Bagi sebagian orang yang kesulitan mencernanya, terutama orang yang mengalami sindrom iritasi usus besar (IBS), bawang dapat menyebabkan gas yang menyakitkan, kram, dan kembung karena serat larutnya yang disebut fruktan atau oligosakarida, yaitu karbohidrat yang dapat difermentasi, ini sulit diserap di usus kecil," kata si kembar.

Para ahli memperkirakan hanya 5-15 persen fruktan yang dicerna di usus kecil. Karbohidrat yang tersisa menuju ke usus besar dan difermentasi dengan cepat. Fermentasi yang cepat ini dapat menyebabkan sedikit gas berlebih, tetapi bagi penderita IBS, hal ini dapat menyebabkan kembung yang parah, kram, sakit perut, dan buang air besar yang tidak nyaman.

Ilustrasi bawang merah. shutterstock.com

IBS mempengaruhi satu dari tujuh orang, menurut peneliti Universitas Monash yang merupakan pelopor diet rendah FODMAP, yaitu cara diet rendah oligosakarida yang dapat difermentasi, disakarida, monosakarida, dan poliol sebagai karbohidrat rantai pendek (gula) dan usus kecil sulit menyerap.

Jika mengadaptasi FODMAP dan menyadari bawang telah memberi efek gas ekstra, ada baiknya berkonsultasi dengan ahli diet terdaftar atau ahli kesehatan untuk mendiskusikan pilihan tersebut. Salah satunya mungkin mengurangi asupan makanan serupa atau untuk menguji pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil (SIBO).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Karbohidrat yang dapat difermentasi, seperti yang ditemukan dalam bawang, dikenal sebagai FODMAP," kata Si Kembar. "Membatasi makanan tinggi FODMAP dapat memberikan kelegaan usus besar-besaran bagi orang-orang yang sensitif terhadapnya. Bahkan, dalam jumlah yang sangat kecil, bawang bombai dapat menyebabkan masalah pencernaan. Dan meskipun bawang yang dimasak tampaknya lebih baik daripada mentah, keduanya dapat merusak saluran pencernaan yang sensitif."

Pakar gizi tersebut menyarankan jika sensitif terhadap bawang namun masih menyukainya sebagai santapan, tidak perlu khawatir. Cobalah beberapa alternatif sajian makanan dengan citarasa bawang.

Fruktan dalam bawang yang menyebabkan kepekaan hanya larut dalam air. Artinya, saat memasak bawang dalam sup atau kaldu, kandungan fruktan tersebut akan menyatu ke dalam air. Dengan begitu bisa mengakibatkan ketidaknyamanan pencernaan saat mengonsumsi makanan tersebut.

Alternatifnya adalah menggoreng bawang. Dalam wadah berbahan dasar minyak, fruktan tidak akan keluar karena fruktan tidak larut dalam minyak. Oleh karena itu, jika membuat sesuatu yang berbahan dasar minyak, misalnya tumis, dapat menambahkan potongan besar bawang atau satu siung bawang putih utuh.

Lalu, sisihkan potongan bawang tersebut sebelum menambahkan bahan lain. Dengan cara tersebut akan mendapatkan cita rasa bawang tanpa kandungan fruktan yang meresap ke dalam makanan.

Namun, jika tidak merasakan kembung atau kram saat makan bawang, tidak ada alasan untuk khawatir. Apabila mengalami masalah pencernaan setelah mengonsumsinya, ada baiknya menghubungi profesional medis. Jika tidak ditangani, Anda akan terus mengalami efek samping yang tidak nyaman pada pencernaan.

Baca juga: Kiat agar Tak Keluar Air Mata kala Mengiris Bawang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

2 hari lalu

Ilustrasi kanker usus besar. shutterstock
5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

Dengan kenaikan kasus kanker kolorektal pada orang muda, mereka yang berusia di bawah 45 tahun pun disarankan melakukan kolonoskopi.


Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

9 hari lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.


5 Penyebab Berat Badan Naik Meski Puasa Ramadan

9 hari lalu

ilustrasi berat badan (pixabay.com)
5 Penyebab Berat Badan Naik Meski Puasa Ramadan

Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab berat badan naik saat Ramadan. Umumnya terkait pola makan dan gaya hidup


Manfaat Mengkonsumsi Buah Kurma Saat Berbuka Puasa, Salah Satunya untuk Kesehatan Jantung

13 hari lalu

Ilustrasi kurma. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Manfaat Mengkonsumsi Buah Kurma Saat Berbuka Puasa, Salah Satunya untuk Kesehatan Jantung

Buah kurma memiliki banyak nutrisi. Hal ini sangat bermanfaat bagi tubuh, terutama saat berbuka puasa. Berikut penjelasannya.


Timun Suri Campuran Minuman Segar Buka Puasa, Apa Kandungan Nutrisinya?

14 hari lalu

Timun Suri. shutterstock.com
Timun Suri Campuran Minuman Segar Buka Puasa, Apa Kandungan Nutrisinya?

Timun suri salah satu pilihan minuman segar untuk menu buka puasa saat Ramadan di Indonesia


5 Manfaat Makan Pepaya

15 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Tidur Setelah Sahur perlu Jeda Berapa Jam?

16 hari lalu

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
Tidur Setelah Sahur perlu Jeda Berapa Jam?

Langsung tidur setelah sahur bukan kebiasaan yang baik dan bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh


Makan Ikan Buntal 3 Orang Meninggal di Maluku, Mengenali Bahaya Racun Hewan Air Ini

20 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Makan Ikan Buntal 3 Orang Meninggal di Maluku, Mengenali Bahaya Racun Hewan Air Ini

Tiga orang warga Desa Haria, Saparua, Maluku Tengah meninggal akibat keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal


Gizi dalam Kurma: Menyehatkan Jantung hingga Mengurangi Potensi Sifat Pelupa

24 hari lalu

Ilustrasi kurma. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Gizi dalam Kurma: Menyehatkan Jantung hingga Mengurangi Potensi Sifat Pelupa

Buah asal dari Timur Tengah ini identik dikonsumsi selama bulan Ramadhan. Sebab selain miliki rasa yang manis, kurma dianggap buah sunnah nabi.


Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

31 hari lalu

ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.