Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suka Gorengan, Awas Risiko Kematian Dini

Reporter

image-gnews
Ilustrasi kentang goreng keju. Freepik.com/Stockking
Ilustrasi kentang goreng keju. Freepik.com/Stockking
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin penggemar jajanan gorengan. Pendiri Health Collaborative Center (HCC) dr. Ray W. Basrowi mengungkapkan cara sederhana untuk mengetahui gorengan yang dibeli di luar rumah sudah mengalami proses pemasakan dengan minyak berulang atau tidak.

"Kalau jajan, belinya jangan dari depan. Pakai mekanisme observasi dari belakang (lihat belanga dan minyak yang digunakan untuk menggoreng)," kata praktisi kesehatan kerja dan industri nutrisi dari Universitas Indonesia itu.

Selain itu, menurut spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia, Juwalita Surapsari, rasa gorengan dari minyak yang sudah dipakai berulang kali cenderung berbeda. Selain itu, bila hidangan itu digoreng dengan tepung, maka warnanya akan lebih gelap.

"Dan karena digunakan berulang-ulang, ada sisa gorengan sebelumnya," tuturnya.

Dia mengatakan proses memasak dengan cara menggoreng memang populer di masyarakat. Salah satunya karena waktu memasak yang lebih singkat sehingga makanan cepat matang dibanding proses masak lain seperti mengukus.

Ini juga ada kaitannya pola hidup masyarakat yang dituntut serbacepat. Belum lagi gorengan dengan minyak berkali-kali pakai terasa lebih enak, merangsang saraf nafsu makan, dan semakin banyak asupannya maka semakin membuat ketagihan.

Ilustrasi Minyak Goreng. bimcbali.com

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sisi lain, makanan ini sulit dilepaskan dari kuliner Indonesia karena rasanya enak dan memang disukai masyarakat. Gorengan bahkan sudah menjadi bagian citra makanan lintas budaya. Dampaknya, membutuhkan waktu beberapa generasi atau sekitar 75 tahun untuk mengubah perilaku masyarakat terkait menyantap gorengan. Padahal, konsumsi kalori tinggi, yang salah satunya berasal dari makanan yang digoreng menjadi penyebab dominan penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular, selain perilaku merokok dan kondisi obesitas.

Sebuah studi yang dilakukan Vanessa Oddo bersama koleganya dan dipublikasikan dalam jurnal BMJ pada 2019 memperlihatkan meningkatnya kasus penyakit tidak menular terkait pola makan dan sumber makanan. Studi lain, yang melibatkan 107.000 wanita berusia 50-79 tahun di Amerika Serikat, menunjukkan konsumsi setidaknya satu porsi gorengan per hari memiliki kemungkinan 8 persen lebih tinggi menghadapi kematian dini dibandingkan yang tidak makan gorengan.

Para penyuka gorengan juga memiliki peluang 8 persen lebih tinggi untuk mengalami kematian, khususnya karena penyakit kardiovaskular. Dari sisi jenis, ayam goreng dan ikan goreng lebih terkait erat dengan kematian dini daripada gorengan lain seperti kentang goreng, kerupuk, keripik tortilla, dan makanan ringan lain.

Asisten profesor epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Iowa sekaligus penulis studi, Wei Bao, seperti dikutip dari Time, mengatakan kekuatan hubungan ini mungkin karena orang-orang lebih banyak mengonsumsi ayam atau ikan goreng.

Alasan lain karena perbedaan cara pembuatan makanan tersebut. Misalnya, banyak restoran menggunakan kembali minyak saat memasak makanan seperti ayam goreng, yang menurut Bao dapat meningkatkan jumlah produk sampingan berbahaya yang dipindahkan ke makanan.

Baca juga: Nikmatnya Gorengan dengan Minyak Berkali Pakai, Cek Dampak ke Tubuh

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


5 Makanan yang Bisa Meningkatkan Kadar Trombosit

1 hari lalu

Trombosit memiliki peranan penting, yakni dalam hal pembekuan darah. Oleh sebab itu, penting mengetahui cara menaikkan trombosit secara alami. Foto: Canva
5 Makanan yang Bisa Meningkatkan Kadar Trombosit

Kadar trombosit bisa ditingkatkan secara alami dengan mengonsumsi makanan berikut.


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

1 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

2 hari lalu

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya
Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

Anda mungkin merasa perlu menghadiahi diri dengan makanan enak setelah hari berat dan panjang. Namun pakar mengingatkan cara ini tak baik buat mental.


Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

2 hari lalu

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2023 di Menko Perekonomian, Jakarta, Senin, 5 Februari 2024. Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi 2023 mencapai 5,05 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun 2022 dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,31 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.


Pakar Ini Sebut Konflik Iran-Israel Tak akan Pengaruhi Harga Emas dan Minyak Berkepanjangan

2 hari lalu

Ilustrasi emas. Shutterstock
Pakar Ini Sebut Konflik Iran-Israel Tak akan Pengaruhi Harga Emas dan Minyak Berkepanjangan

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut serangan Iran ke Israel tidak berdampak pada pasar Asia hari ini.


Begini Cara Pesan Makanan di Kereta Api secara Online yang Mudah

3 hari lalu

Prami menyuguhkan makanan kepada penumpang kereta suite class compartment saat joy ride Jakarta-Cirebon, Rabu, 4 Oktober 2023. (Martha Warta Silaban/Tempo)
Begini Cara Pesan Makanan di Kereta Api secara Online yang Mudah

Berikut ini tata cara pesan makanan di kereta api secara online untuk orang lain melalui situs PT Reska Multi Usaha dan aplikasi Access by KAI.


Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

3 hari lalu

Ilustrasi Emas Batangan. TEMPO/Tony Hartawan
Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.


Hidangan Lebaran Penuh Kolesterol, Inilah 10 Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Kadar Kolesterol

3 hari lalu

Hidangan Lebaran Prilly Latuconsina (Instagram/@prillylatuconsina96)
Hidangan Lebaran Penuh Kolesterol, Inilah 10 Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Kadar Kolesterol

Makanan dan minuman ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah.


Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Berpotensi Naik

4 hari lalu

ilustrasi emas. TEMPO/Tony Hartawan
Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Berpotensi Naik

Serangan Iran ke Israel mengakibatkan harga emas dan minyak berpotensi naik.