TEMPO.CO, Jakarta - Kala Ramadan, puasa wajib dilaksanakan, tidak terkecuali bagi penderita penyakit jantung. Namun, bagi penderita penyakit kronis tetap diperlukan aturan tepat dan aman agar dapat merasa nyaman dalam menjalankan ibadah puasa.
Dokter Amanda Ismoetia mengungkapkan penderita penyakit kronis seperti jantung harus berkonsultasi dengan dokter jika ingin puasa. Apakah kondisi tubuh memungkinkan untuk berpuasa atau tidak, karena penyakit jantung adalah jenis yang memiliki risiko tinggi. Menurutnya, pasien penyakit ini harus minum obat untuk menjaga kondisi tubuh. Serangan jantung secara tiba-tiba, apalagi saat berpuasa, dapat berakibat fatal bahkan hingga kematian.
"Untuk itu, minum obat secara rutin yang telah menjadi bagian wajib dilakukan. Setiap penderita jantung diharapkan membantu menurunkan risiko kambuh gejala seperti, sesak napas serta nyeri di bagian dada. Sebagai penyakit paling ditakuti nomor satu di Indonesia dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi untuk menjaga kondisi tubuh," ujarnya.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat. Sebanyak 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung dengan angka tertinggi penderita di umur 75 tahun lebih dan 65-74 tahun.
“Dengan tingginya angka penderita penyakit jantung yang juga didominasi oleh lansia, dalam hal berpuasa diperlukan aturan-aturan yang harus dipatuhi," tuturnya.
Berikut ini yang harus diperhatikan oleh pasien setelah berkonsultasi dengan dokter dan diperbolehkan untuk berpuasa. Pertama, penuhi asupan nutrisi yang cukup bagi tubuh. Kedua, pastikan tubuh terhidrasi dengan mengonsumsi dua gelas air putih setelah berbuka, dua gelas air putih setelah tarawih, dan dua gelas air putih saat sahur.
Ketiga, tetap rutin untuk melakukan kontrol secara berkala gejala penyakit jantung yang mungkin datang pada saat tubuh sedang menjalankan puasa dan pastikan untuk tetap melakukan konsultasi dengan dokter secara berkala.
"Selain itu, yang paling terpenting adalah atur waktu minum obat karena penderita penyakit kronis tidak boleh berhenti mengonsumsi obat. Jangan dibiarkan rasa sakit menjadi hal yang biasa atau ditahan karena sedang berpuasa,” ujar dr. Amanda Kimberly DeFronzo dari Center for Drug Evaluation and Research.
Ia mengingatkan mengikuti aturan minum obat dari dokter sangat penting. Apalagi bagi penderita penyakit kronis yang tidak boleh sama sekali melewatkan minum obat secara rutin, termasuk saat Ramadan.
Baca juga: Tips buat Penderita Maag kala Ramadan