Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Toxic Positivity, Sulit Berpikir Kritis Hingga Berujung KDRT

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi KDRT/kekerasan domestik. Shutterstock
Ilustrasi KDRT/kekerasan domestik. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa kata penyemangat ternyata bisa berdampak buruk pada orang lain. Hal ini disebut juga dengan toxic positivity. "Toxic Posivity adalah sebuah obsesi untuk berpikir secara positif," kata Counsellor dan Life Coach, Rany Moran dalam wawancara khusus dengan Tempo pada 13 April 2021.

Toxic positivity bisa terjadi di lingkungan atau komunitas Anda. Anda pun secara tidak sadar bisa mengalaminya. Jika Anda sedang mengalami sebuah musibah atau kondisi buruk, pada toxic positivity, Anda biasanya diminta untuk memberikan sudut pandang yang positif.

Secara tidak sadar, Anda diajak untuk menekan emosi dan tidak menerima situasi buruk yang sedang terjadi. "Mereka diajarkan untuk tidak boleh mengekspresikan perasaannya. Bahkan ada beberapa orang tua yang malah menghukum anak-anak mereka ketika sang anak sedang sedih atau menangis," lanjut Rany Moran.

Hal ini akan berbahaya bagi orang-orang yang tumbuh dalam lingkungan toxic posivity ini. "Bahayanya dari segi parenting, saat seorang dibesarkan dengan toxic posivity akan menyebabkan sindrom kepribadian seperti Dunning Kruger," katanya.

Counsellor dan Life Coach, Rany Moran. Dok Istimewa

Dunning-Kruger Effect adalah fenomena dalam psikologi yang dapat didefinisikan sebagai bias kognitif di mana seseorang keliru menilai kemampuan yang dimiliki diri sendiri. Individu yang mengalami Dunning-Kruger Effect akan merasa kemampuan mereka jauh lebih tinggi dari yang sebenarnya, mereka tidak bisa mengenali kemampuan mereka sendiri.

Rany mengingatkan bahwa berpikir positif itu penting untuk kesehatan mental. Namun hal itu akan menjadi racun bila mereka diminta untuk menghiraukan perasaan manusia. Orang yang terkena toxic positivity biasanya akan menyangkal perasaan dan meminimalisasikan perasaannya.

Rany menjelaskan kasus toxic positivity yang terjadi pada lingkungan kantor. Misalnya sudah jelas terlihat bahwa politik di kantor itu sangat negatif. Mungkin ada pula masalah bullying di kantor itu. Namun karena karyawan itu membutuhkan masukan untuk mensupport keluarga, maka dia akan pura-pura senang menghadapi kondisi lingkungan kantor yang buruk itu. "Daripada mengkomunikasikan masalah itu, dia malah akan pura-pura happy," kata Rany.

Toxic positivity pun bisa menjadi cara untuk mencuci otak seseorang. Misalnya dia akan sengaja memberikan masukan positif tapi ada agenda tersembunyi. Dalam ilmu psikologi, Rany menyebutnya sebagai gaslighting. Seperti dilansir Yayasan Pulih, gaslighting adalah istilah untuk menggambarkan kondisi atau situasi yang dilakukan seseorang untuk memanipulasi kita secara rumit dan penuh taktik dengan cara membalikkan ucapan agar kita mempertanyakan kembali tindakan kita hingga terjerat dengan rasa bersalah seolah kita adalah pelaku dari kerunyaman argumen atau suatu permasalahan, meskipun realitanya jelas sebaliknya. Gaslighting sangatlah berbahaya. "Gaslighting bisa berujung pada kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan itu bisa terjadi antara orang tua anak atau antar pasangan juga antara majikan dan asisten rumah tangga," kata Rany.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rany mencontohkan salah satu kasus. Misalnya sang suami berselingkuh, lalu sang istri sudah menemukan bukti perselingkuhan mereka. Bisa dari pembicaraan yang tidak sopan, atau foto mesra sang suami dengan selingkuhannya. Bukannya memberikan klarifikasi, sang suami bisa saja akhirnya menenangkan dengan mengatakan "'Tidak ada hubungan itu kok. Kamu cemburuan saja'. Ungkapan seperti itu biasanya memutarbalikkan fakta dengan memberikan pernyataan positif. Agar dia tidak fokus ke masalah yang sebenarnya," kata Rany.

Akan lebih parah dampaknya bila sang suami sambil melakukan kekerasan fisik. Misalnya ketika suami sering memukul atau menyakiti istri, dengan toxic positivity, sang suami cukup mengungkapkan 'Saya begini karena saya sayang sama kamu. Ini bentuk rasa kasih aku ke kamu'. "Tadinya sang istri sadar, namun dengan ungkapan toxic positivity, istri bisa saja akan berpikir 'oh, ini bahasa cintanya dia ke aku, aku harus menerimanya'," lanjut Rany.

Rany menjelaskan bahwa toxic positivity juga bisa membuat orang tidak berpikir kritis. Misalnya ketika seseorang sedang diet. Dia sudah tahu bahwa akibat diet yang dia lakukan, orang itu malah mengalami kram perut, diare, atau masalah pencernaan lain. Namun pikiran orang itu malah berpikir 'Tidak apa-apa, yang penting aku akan kurus'. "Orang jadi semakin tidak bisa berpikir kritis. Harusnya refleksikan dietnya. Bukannya terus fokus agar kurus, seharusnya berpikir 'jangan-jangan diet saya tidak cocok'. Orang yang terkena toxic positivity akan mengabaikan pikiran kritis dan berpikir yang penting kurus," kata Rany.

Untuk memutus toxic positivity dalam kekerasan rumah tangga, Rany Moran mengatakan perlu untuk mengakui bahwa kekerasan yang terjadi itu salah. Perilaku yang membuat Anda tersakiti itu salah. Lalu pasangan perlu berbicara secara terbuka ke orang yang terpercaya soal kejadian kekerasan yang terjadi. Orang yang diajak konsultasi bisa teman dekat yang tidak menghakimi, komunitas tertentu, atau juga para ahli seperti psikolog. Penting pula untuk mengidentifikasi perasaan dan melatih diri. "Perasaan itu jangan coba ditekan, sadarilah. Emosi negatif itu normal, kita menghimbau agar terbuka mengenai perasaannya," kata Rany.

Di tengah pandemi yang tidak terkontrol dan tidak diketahui kepastiannya, kita harus belajar menerima bahwa tidak apa-apa untuk merasakan tidak baik-baik saja. "Yang harus kita tahu, yang selalu ajarkan kepada klien saya, kita perlu mengerti bahwa it's okay to not be okay (Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja) itu adalah bagian naluriah dari seorang manusia ya, akui dan manage(atur/kendalikan) kesulitan dan perasaan negatif dan positif. Jangan menolak perasaan tersebut," kata Rany Moran.

Jadi Anda pernah mengalami dari toxic positivity?

NATHASYA ESTRELLA | MITRA TARIGAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Divonis 2 Tahun Penjara, Suami Dokter Qory Menangis dan Mengaku Menyesal

1 hari lalu

Qory Ulfiyah Ramayanti atau dikenal sebagai Dokter Qory saat berada di Markas Polres Bogor di Cibinong pada Jumat, 17 November 2023. Dokter Qory meminta perlindungan karena KDRT yang dialaminya. (ANTARA/HO-Humas Polres Bogor)
Divonis 2 Tahun Penjara, Suami Dokter Qory Menangis dan Mengaku Menyesal

Willy mengklaim saat melakukan KDRT yang berulang terhadap dokter Qory tidak begitu menyadari karena mengidap penyakit kejiwaan.


Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

1 hari lalu

Konferensi pers di Markas Polres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, menghadirkan tersangka pelaku KDRT, Jumat 17 November 2023. Kasus ini terungkap setelah viral di media sosial seorang suami mencari istri, Dokter Qory, yang pergi meninggalkan rumah. Dok. Polres Bogor
Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

Suami dokter Qory itu juga mendapat hukuman tambahan berupa konseling kejiwaan.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

1 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

3 hari lalu

Ilustrasi penahanan. Sumber: aa.com.tr
Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.


Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

13 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.


Siklus KDRT Berulang tapi Enggan Berpisah atau Tinggalkan Pasangan, Psikolog Sebut Alasannya

18 hari lalu

Ilustrasi KDRT/Canva Premium
Siklus KDRT Berulang tapi Enggan Berpisah atau Tinggalkan Pasangan, Psikolog Sebut Alasannya

Psikolog mengatakan kebingungan sering menjadi salah satu karakter khas korban yang akhirnya membuat terperangkap dalam siklus KDRT.


4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

24 hari lalu

Ilustrasi video game. Sumber: Korea e-Sports Association via Facebook/asiaone.com
4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.


Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

24 hari lalu

Ilustrasi livestreaming game. Foto : EV
Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

Remaja rentan mengalami kecanduan karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang. Simak penjelasannya.


Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

28 hari lalu

Ilustrasi KDRT. radiocacula.com
Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

Beredar video yang memperlihatkan seorang istri diduga disekap di kandang sapi oleh suaminya di Jember, Jawa Timur. Komnas Perempuan buka suara.


Manfaat Berpikir Positif bagi Kesehatan Tubuh Menurut Psikiater

58 hari lalu

Ilustrasi meditasi. puer-chay.ru
Manfaat Berpikir Positif bagi Kesehatan Tubuh Menurut Psikiater

Psikiater mengatakan berpikir positif dapat menyehatkan tubuh dan membantu menyelesaikan masalah dengan lebih fokus.