TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas mewarnai rambut banyak dilakukan orang, baik dengan alasan menutup uban, tampil cantik, mengkuti mode terkini, mengembalikan warna rambut asli dan lain-lain. Namun mencat rambut dengan pewarna permanen juga berpotensi menimbulkan dampak negatif.
Dirangkum dari Stylecraze dan Pulse Ng terdapat beberapa dampak umum dari penggunaan pewarna rambut permanen, di antaranya:
- Merusak Rambut.
Pewarna rambut permanen kerap mengandung amonia (bahan alami serupa) dan peroksida. Amonia dapat menjangkau batang rambut, dan peroksida bekerja memutihkan pigmen alami rambut atau mengurangi warna alami rambut.
Kebiasaan terpapar zat ini dapat membuat rambut Anda kehilangan kilau, mudah patah, dan beberapa kasus kerusakan lain. Meski nantinya rambut Anda bisa diselamatkan dengan perawatan rambut, memangkas rambut dapat lebih membantu menghilangkan efek rusak akibat pewarna rambut.
- Reaksi Alergi.
Pewarna rambut mengandung paraphenylenediamine yang dapat menyebabkan alergi pada manusia. Orang dengan dermatitis sangat rentan terkena alergi saat kontak dengan paraphenylenediamine, dan zat kiamia lain dalam pewarna rambut permanen. Penderita eksim dan psioriasis juga sebaiknya tidak menggunakan perwarna rambut.
Untuk kasus alergi ringan, biasanya pewarna rambut permanen menyebabkan gatal, iritasi kulit, kemerahan, atau bengkak di area kulit sensitif, seperti kulit kepala, wajah dan leher.
- Efek Kesuburan.
Penelitian lebih lanjut mengenai dampak pewarna rambut pada kehamilan dan program hamil memang belum dapat dipastikan lebih lanjut. Namun karena pewarna rambut mengandung banyak zat kimia dan digunakan dalam jangka panjang, sebaiknya Anda lebih berhati-hati.
- Iritasi Mata.
Dalam beberapa kasus saat pewarna rambut mengenai mata, bahan kimianya membuat mata merah dan dalam beberapa kasus menyebabkan iritasi, peradangan dan ketidaknyamanan parah.
- Mengganggu Pernafasan.
Menghirup bahan kimia dalam pewarna rambut secara terus menerus dapat menyebabkan batuk, mengi, radang paru-paru, ketidaknyamanan tenggorokan dan serangan asma. Dampak ini mungkin akan lebih rentan dialami pekerja salon yang sering mewarnai rambut pelanggan.
- Perawatan Ekstra.
Rambut pasca terpapar pewarna lebih rentan terhadap kerusakan, sehingga Anda membutuhkan perwatan rambut khusus, meluangkan banyak waktu dan kesabaran.
Untuk mengurangi risiko dampak negatif mewarnai rambut, sebaiknya kurangi penggunaan pewarna rambut permanen, beralihlah ke pewarna rambut semi permanen. Selalu lakukan uji helai rambut sebelum mewarnai rambut secara keseluruhan, ini perlu untuk menghindari kemungkinan reaksi alergi. Anda juga bisa menggunakan produk-produk pewarna rambut yang sudah terkenal minim risiko, dan catlah rambut di tempat tenaga profesional.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: 4 Tips Mengecat Rambut Sendiri Pahami Kondisi Rambut Anda Dulu