Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Anggap Remeh Obesitas pada Anak, Cegah dengan Aktif Bergerak

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaObesitas anak adalah masalah kesehatan yang kompleks. Gangguan kesehatan ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga bisa terjadi pada anak. Namun anak yang bertubuh tambun kerap dianggap lucu dan menggemaskan. Padahal ada masalah yang cukup serius di baliknya.

Lantas apa batasan seorang anak dianggap obesitas? Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa seorang anak dinilai obesitas ketika berat badannya berada jauh di atas ambang batas normal atau sehat untuk usia dan tinggi badannya. Penyebab kenaikan berat badan berlebih pada anak serupa dengan yang terjadi pada orang dewasa, termasuk perilaku dan genetika.

Masalah kelebihan berat badan pada anak-anak pantas untuk mendapat perhatian kita semua karena bilamana dibiarkan maka mereka akan mengalami masa depannya dengan penuh masalah kesehatan. Dalam jurnal ilmiah yang dipublikasikan di National Center for Biotechnology Information dari National Library of Medicine di Amerika Serikat, disebutkan bahwa obesitas pada anak telah mencapai tingkat epidemi di negara maju maupun di negara berkembang. Tak hanya itu, kegemukan dan obesitas pada masa kanak-kanak diketahui memiliki dampak yang signifikan baik terhadap kesehatan fisik, sosial, dan emosional anak, serta harga diri.

Jurnal tersebut menyebutkan bahwa obesitas pada anak juga terkait dengan prestasi akademis yang buruk dan kualitas hidup yang lebih rendah yang dialami oleh anak. Banyak penyakit penyerta seperti gangguan metabolik, kardiovaskular, ortopedi, neurologis, hati, paru, dan ginjal juga terlihat berhubungan dengan obesitas pada masa kanak-kanak.

Anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas cenderung tetap mengalami obesitas hingga dewasa dan lebih mungkin mengembangkan penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular pada usia yang lebih muda. Dalam jurnal akademis yang dipublikasikan oleh Harvard School of Public Health, disebutkan bahwa secara global, diperkirakan 43 juta anak prasekolah (di bawah usia 5 tahun) mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2010, meningkat 60 persen sejak tahun 1990. Masalah tersebut mempengaruhi negara-negara kaya dan miskin, dan dengan jumlah yang sangat banyak, menempatkan beban terbesar pada yang termiskin.

Dari 43 juta anak prasekolah yang kelebihan berat badan dan obesitas di dunia, 35 juta tinggal di negara berkembang. Pada tahun 2020, jika epidemi saat ini terus berlanjut, 9 persen dari semua anak prasekolah akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, yang diperkirakan akan mencapai 60 juta anak.

Dokter spesialis olahraga RS Mitra Kemayoran Jakarta dan Direktur Slim & Health Center Jakarta Michael Triangto mengatakan bahwa salah satu ciri obesitas pada anak adalah dengan menemukan warna kehitaman pada sekeliling kulit bagian leher yang dalam istilah medis disebut sebagai Pseudoacanthosis nigricans yang merupakan tanda tingginya kadar hormon Insulin di dalam tubuh yang bersangkutan yang pada akhirnya akan menyebabkan kelelahan dari organ pankreas dan menyebabkan timbulnya penyakit Diabetes Melitus pada usia muda. "Munculnya kondisi obesitas pada anak tentunya tidak lepas dari intake makanan yang berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik yang diakibatkan oleh bertambah banyaknya kegiatan akademis di sekolah maupun yang dilakukan setelah sekolah," ujar Michael dalam keterangannya.

Michael menambahkan minimnya aktivitas gerak pada anak juga didukung dengan maraknya permainan yang melibatkan komputer ataupun televisi yang jelas-jelas sangat menyita waktu saat berada di rumah. Belum lagi kurangnya sarana bermain di luar rumah dengan alasan keamanan akan mendorong orang tua untuk lebih suka bilamana anaknya berada di dalam rumah. "Yang pada akhirnya menyebabkan anak-anak mereka sangat kurang beraktivitas fisik dan merupakan salah satu sebab terjadinya obesitas pada anak,” kata Michael.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Michael berpendapat bahwa kemajuan jaman seperti memanjakan fisik anak-anak yang seharusnya aktif bergerak. Dia menyebutkan beberapa model permainan yang kini populer di kalangan anak-anak seperti sepatu roda, skuter mainan, berbagai macam varian sepeda serta otoped tidak digunakan secara maksimal untuk mendukung olahraga, namun digunakan untuk memanjakan tubuh yang malas bergerak (misal malas berjalan). "Misal sepatu roda sering digunakan oleh anak-anak saat berjalan-jalan di mal ataupun pusat perbelanjaan. Akibatnya anak-anak sekarang semakin minim bergerak dan mendorong bertambah banyaknya anak-anak yang akan menjadi obesitas," kata Michael.

Kondisi seperti ini tentunya perlu penanganan yang menyeluruh baik dari pemerintah sampai dengan peran keluarga dalam berusaha untuk mencegah terjadinya obesitas di dalam keluarga dan khususnya pada anak-anak.

Michael kemudian menyarankan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua dengan anak yang cenderung memiliki berat tubuh di atas angka normal. "Temukan tanda-tanda Pseudoacanthosis nigricans agar dapat dilakukan pencegahan terjadinya Diabetes Melitus pada usia muda," ujar Michael.

Pseudoacanthosis Nigricans yang merupakan kelainan pada pigmentasi kulit ini ditandai dengan munculnya area seperti beludru berwarna gelap pada lipatan-lipatan di tubuh seperti ketiak, pangkal paha dan leher. Kulit yang terpengaruh seringkali mengalami penebalan.

Michael juga menyebutkan pentingnya peran orang tua dalam menentukan untuk membeli kelengkapan ataupun permainan bagi anak mereka agar dapat memacu anak tersebut untuk lebih banyak beraktivitas fisik.

Perhatian bagi anak tidak selamanya dapat digantikan dengan membelikan makanan dan minuman kesukaan anak mereka dalam jumlah berlebihan karena nilai kesenangan tersebut di kemudian hari dapat berubah menjadi masalah obesitas yang sulit diatasi, ujar Michael. "Sediakan waktu bagi anak untuk beraktivitas fisik yang cukup agar mereka dapat memaksimalkan kemampuan fisik, mental, spiritual, intelegensi dan juga kepribadian agar mereka dapat menjadi generasi penerus yang sehat dan siap untuk bersaing di dunia," kata Michael.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

24 menit lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

23 jam lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

2 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

Diabetes adalah salah satu penyakit mematikan. Ketahui beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai. Mulai dari sering harus hingga kesemutan.


Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Gula Darah

4 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Gula Darah

Cek gula darah penting karena kadar gula darah yang tidak normal bisa menjadi tanda awal penyakit seperti diabetes atau hipoglikemia.


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

5 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

10 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

10 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

11 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

11 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu