Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Asal Pakai Obat Tetes Mata, Bisa Sebabkan Glaukoma Hingga Kebutaan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Obat Tetes Mata
Ilustrasi Obat Tetes Mata
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan istilah baru, penyakit glaukoma sudah sering terdengar bisa menyebabkan kebutaan.  Penyakit satu ini merupakan gangguan mata berupa kerusakan saraf optik secara permanen. Hal ini terjadi karena dipicu oleh tekanan tinggi yang tidak normal pada mata. Lebih sering dialami oleh orang lanjut usia (lansia), namun tak menutup kemungkinan bisa menyerang kaum muda.

Sejak diagnosis pertama, glaukoma biasanya memerlukan perawatan seumur hidup. Sayangnya, hampir semua jenis glaukoma tidak memiliki gejala awal. Bahkan efeknya muncul secara perlahan, bisa saja penderita tak sadar bahwa penglihatan mulai berkurang hingga kondisi semakin parah.

Di Indonesia glaukoma telah jadi penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak. Berbeda dengan katarak, masih bisa dioperasi, namun glaukoma tidak bisa disembuhkan. Pasalnya kerusakan terjadi pada saraf mata.

Para dokter ahli mata berpendapat kerusakan saraf mata kemungkinan dipicu oleh peningkatan tekanan yang diberikan. Tekanan bola mata yang normal adalah sekitar 10-21 mmHg, jika melebihi batas itu maka berisiko terkena glaukoma yang bisa mengakibatkan kebutaan permanen.

Selain itu, hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya glaukoma dipicu oleh beberapa faktor. Seperti produksi cairan berlebih, cairan ini diproduksi di siliaris, bagian mata berbentuk lingkaran yang terletak di belakang iris.

Penyebab glaukoma mata selanjutnya adalah rabun jauh ekstrem atau high myopia. Yakni kondisi mata yang memiliki minus di atas enam (-6,00 Diopter). Myopian Institutes menjelaskan, saat rabun jauh memburuk, lapisan saraf retina akan rentan mengalami kerusakan. Begitupun yang terjadi pada makula, bagian dari retina bagian belakang mata.

Trauma akibat cedera mata pun berdampak pada keseimbangan produksi air dan sistem drainase pada mata. Hal ini justru berisiko tinggi menyebabkan hipertensi okular atau bola mata mengalami peningkatan tekanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gangguan ini juga bisa diakibatkan oleh efek samping obat-obatan, tetes mata misalnya. Risikonya membuat pupil membesar sehingga meningkatkan tekanan pada bola mata.

Selain hal-hal tersebut, gaukoma juga berpotensi dialami orang yang mengalami kondisi seperti berusia lebih dari 60 tahun, punya riwayat penyakit mata, misalnya rabun jauh atau rabun dekat. Lalu menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau serangan jantung. Pernah menjalani operasi di bagian mata, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: 7 Jenis Glaukoma Bahkan Ada yang Diderita Sejak Bayi Lahir

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

7 jam lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

11 jam lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

6 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Waspada, Reaksi Kimia pada Petasan Bisa Akibatkan Kebutaan

10 hari lalu

Ilustrasi petasan/kembang api. Shutterstock
Waspada, Reaksi Kimia pada Petasan Bisa Akibatkan Kebutaan

Reaksi kimia akibat petasan bisa akibatkan robekan kelopak atau bola mata, luka bakar mata atau wajah, pengikisan kornea mata hingga kebutaan.


3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

13 hari lalu

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi
3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

Berikut tiga mitos terkait gerhana matahari dan penglihatan serta faktanya. Lindungi selalu mata saat menontonnnya.


Benarkah Gerhana Matahari Bisa Sebabkan Kebutaan? Dokter Mata Beri Penjelasan dan Saran

14 hari lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Benarkah Gerhana Matahari Bisa Sebabkan Kebutaan? Dokter Mata Beri Penjelasan dan Saran

Gerhana matahari memang menakjubkan sekaligus berbahaya dan semua orang mesti berhati-hati. Sinar matahari sangat kuat dan dapat merusak mata.


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

14 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

20 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.


Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

23 hari lalu

Ilustrasi wanita jalan kaki. Freepik.com/Yanalya
Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

Aktivitas jalan kaki dan menaiki tangga adalah gaya hidup yang baik bisa mengurangi risiko penyakit bagi tubuh.


3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

24 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

Ada sejumlah cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki gen kanker yang diwariskan atau tidak.