Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hidroponik, Solusi Berkebun di Rumah dengan Lahan Terbatas

Reporter

image-gnews
Ilustrasi sayuran hidroponik. Dok. TEMPO/Fully Syafi
Ilustrasi sayuran hidroponik. Dok. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berkebun tidak melulu dalam bentuk konvensional yang membutuhkan lahan tersendiri dan luas. Upaya untuk bercocok tanam kini menjadi salah satu aktivitas yang semakin digemari masyarakat, terutama perkotaan dengan lahan terbatas, namun tetap menghasilkan untuk kebutuhan keluarga.

Hidroponik adalah teknik berkebun yang memanfaatkan air tanpa tanah. Sebagai gantinya, teknik itu menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Asal kata hidroponik dari hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Penanaman tanpa tanah yang sudah ada bukanlah hal yang terlalu baru. Suku Aztec, yang merupakan penduduk asli benua Amerika, sudah terlebih dulu mempraktikkan tenik pertanian tanpa media tanah asli dengan membangun Chinampa, pulau buatan di atas danau air tawar atau seperti taman terapung.

Suku kuno itu membangun petak-petak yang dipasang di dasar danau dan menjalin pagar di antara tiang-tiang tersebut. Area itu kemudian dipenuhi oleh lumpur kaya nutrisi dan dedaunan.

Namun, penelitian formal dan publikasi resmi tentang hidroponik baru dimulai pada abad ke-17 ketika Francis Bacon, peneliti terkenal Inggris, memulai penelitian tentang perkebunan tanpa tanah pada sekitar tahun 1620-an. Hasil penelitiannya dipublikasi setelah dia tiada pada 1627.

Setelah itu, pada 1699 John Woodward menerbitkan hasil penelitian dengan menanam spearmint dengan budidaya memakai beberapa jenis air. Pada 1929, William Gericke dari Universitas California di Berkeley, Amerika Serikat, mulai mempromosikan hidroponik untuk pertanian komersial, menggunakan proses yang disebut sebagai aquaculture atau budidaya perairan. Namun, istilah itu diubah karena aquaculture sudah digunakan untuk studi tentang organisme air.

Yang harus dipastikan dalam memulai hidroponik adalah ketersediaan alat seperti jaring, media tanam seperti rockwool, benih sayuran, dan nutrisi atau zat hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh tanpa tanah. Tentu saja ada perbedaan banyak dan jenis alat antara hidroponik rumahan dan untuk kebutuhan industri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, ada beberapa jenis hidropnik, seperti sistem Nutrient Film Technique (NTF), yang harus menggunakan pipa dan pompa, sistem wick yang cocok untuk pemula, atau bahkan aeroponick, di mana tanaman digantung dan akarnya secara berkala dibasahi dengan larutan nutrien.

Meski mulai populer untuk menjadi solusi berkebun dengan lahan terbatas, bukan berarti hidroponik tidak lepas dari perdebatan. Beberapa ada yang mempersalahkan terkait organik atau tidak dan potensi ancaman terhadap petani yang menggunakan tanah untuk berkebun.

Pendiri usaha pertanian organik Twelve's Organic dan anggota Dewan Perwakilan Anggota Aliansi Organis Indonesia (AOI) 2017-2020, Maya Stolastika, mengatakan secara pengertian, hidroponik belum bisa dikatakan masuk dalam kategori organik sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Namun, terkait ancaman, Maya mengatakan baik pertanian organik maupun hidroponik memiliki segmentasi pasar yang berbeda.

"Tergantung pada segmentasi pasar, pasti memiliki pasar yang berbeda-beda. Konsumen sendiri terbagi dari yang sekedar membeli dan ada yang aware soal kesehatan dan konsep lingkungan no plastic atau waste-nya seperti apa," kata Maya.

Di Indonesia, teknik hidroponik mulai populer di tengah semakin terbatasnya lahan, terutama di kota-kota besar. Tren hidroponik juga semakin besar dengan semakin maraknya urban farming atau pertanian urban, di mana terjadi budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan di atau sekitar kota.

Baca juga: Hobi Berkebun, Coba Budidaya Tanaman Porang dan Nikmati Manfaatnya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

4 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

4 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

15 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

27 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

29 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

30 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

38 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

41 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

51 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.