TEMPO.CO, Jakarta - Bagi atlet yang dipersiapkan untuk suatu kejuaraan tentu timbulnya alergi akan membuat tidak mampu berlatih dengan baik, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal meraih prestasi tertinggi. Dalam jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine, hasil kolaborasi penelitian dari Diana Silva dari Centro Hospitalar de Sao Joao dan Andre Moreira dari Universitas Porto menyebutkan meskipun latihan dan olahraga memiliki beberapa manfaat, melakukannya secara berlebihan belum tentu merupakan hal yang baik.
Misalnya, atlet elit memiliki peningkatan risiko asma dan alergi. Beberapa mekanisme dapat mempengaruhi risiko ini, yang meliputi interaksi antara faktor pelatihan lingkungan dan risiko pribadi, seperti kerentanan genetik, peradangan yang dimediasi neurogenik, dan sensitivitas epitel.
Namun, banyak sekali bukti ilmiah yang menunjukkan efek positif olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Secara keseluruhan, manfaatnya jauh lebih besar daripada potensi bahaya pelatihan. Namun, diperlukan intervensi gaya hidup sehat terapeutik yang mudah diberikan, yang dapat digunakan bersamaan dengan pengobatan saat ini.
Selain dibutuhkan diagnosa dan pengobatan yang tepat maka hal terpenting pada penanganan alergi adalah melakukan pencegahan. Michael kemudian menyarankan beberapa saran dan tips yang dapat dijadikan panduan dalam mencegah dan mengobati alergi, terutama yang aktif berolahraga.
"Yang pertama adalah mengenali berbagai bahan alergen yang berpengaruh pada tubuh dan jauhkan bahan alergen tersebut dari Anda atau siapa pun yang menderita alergi terhadap bahan itu," ujar spedialis kedokteran olahraga Michael Triangto.
Bilamana kontak dengan alergen tak dapat dihindari maka kita harus menyediakan obat antialergi yang biasa digunakan dan bila gangguan tidak dapat teratasi dengan baik segera menghubungi dokter terdekat. Kemudian, simpan catatan tentang bahan alergen tersebut di dalam dompet berdekatan dengan kartu identitas sehingga dalam keadaan darurat.
"Misalnya, di saat kita tidak sadarkan diri, maka petugas medis dapat mengetahui hal-hal apa saja yang tidak boleh diberikan," tutur Michael.