Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Asma Sedunia, Ini yang Perlu Anda Tahu soal Penyakit Ini

Reporter

image-gnews
Ilustrasi serangan asma. shutterstock
Ilustrasi serangan asma. shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka Hari Asma Sedunia pada 5 Mei, Dr. Arvind Kate, ahli paru di Rumah Sakit Multispesialis Zen, Chembur, menyampaikan mitos dan fakta terkait penyakit yang menyerang pernapasan itu. Asma bisa digambarkan sebagai kondisi paru-paru yang menyebabkan masalah pernapasan. Karena itu, asma dikenal sebagai penyakit pernapasan kronis.

Pasien asma sering menghadapi masalah saat bernapas. Penyakit ini bahkan bisa mengancam jiwa. Asma mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia tetapi ada banyak mitos dan hoaks yang mengelilinginya dan kita perlu memisahkan fakta dari fiksi dan mendidik orang tentang penyakit ini. Berikut sejumlah mitos seputar asma.

Penderita asma tidak boleh berolahraga
Fakta: Sangat penting untuk menghindari pemicu penyakit asma, seperti serbuk sari, jamur, dan debu. Karenanya, saat berolahraga, pastikan tidak ada pemicu. Olahraga selalu baik agar tetap sehat dan penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Anda bisa berolahraga setelah berkonsultasi dengan dokter. Olahraga dapat meningkatkan fungsi paru-paru pada penderita asma.

Namun, pastikan tidak terkena debu atau serbuk sari saat berolahraga. Anda juga bisa melakukan yoga dan latihan pernapasan di rumah. Ini akan memastikan Anda tetap sehat. Olahraga teratur akan membantu mempertahankan berat badan yang optimal dan mengelola gejala asma. Anda dapat menyewa pelatih kebugaran dan berolahraga di bawah bimbingannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penderita asma akan menunjukkan gejala yang sama
Fakta: Sama sekali tidak benar. Gejala asma bervariasi antarorang dan setiap tahapnya. Seseorang mungkin mengalami masalah pernapasan sementara yang lain akan mengalami batuk atau mengi. Oleh karena itu, sebaiknya hanya minum obat yang diresepkan oleh dokter. Jangan mengobati sendiri tergantung gejala. Melakukannya adalah larangan karena dapat berisiko.

Asma mungkin diatasi
Fakta: Gejala asma dapat berubah seiring waktu dan bahkan hilang. Ini bisa terjadi karena perubahan lingkungan atau bahkan tubuh seiring bertambahnya usia, memungkinkan juga untuk mengelola kondisi dan mengendalikan pemicunya. Beberapa anak muda penderita penyakit asma yang gejalanya sudah hilang juga bisa mengalaminya lagi di kemudian hari. Gejala ini dapat muncul kembali karena faktor lingkungan seperti polusi atau perubahan iklim.

Baca juga: Cara agar Asma dan Alergi Tidak Kambuh di Rumah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

2 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

3 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

5 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

11 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

18 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

21 hari lalu

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.


Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

25 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.


Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

28 hari lalu

Ilustrasi wanita jalan kaki. Freepik.com/Yanalya
Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

Aktivitas jalan kaki dan menaiki tangga adalah gaya hidup yang baik bisa mengurangi risiko penyakit bagi tubuh.