TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat mengungkapkan salah satu alasan menurunnya produktivitas kerja karyawan adalah masalah keuangan pribadi yang menjadi beban pikiran sehari-hari sehingga menyebabkan stres. Stres yang dialami karyawan kemudian menimbulkan masalah kesehatan, seperti sakit kepala berkepanjangan, kelelahan, dan depresi, yang membuat izin sakit karyawan meningkat dua kali lipat.
Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto, mengatakan berdasarkan survei korporat yang dilakukan oleh QM Financial untuk karyawan di beberapa perusahaan, diketahui 51 persen karyawan merasa penghasilannya kurang, sementara dari sisi korporat menyatakan sebanyak 87,5 persen dibutuhkan program edukasi keuangan bagi karyawan, terutama untuk menyadarkan agar dapat menjalani gaya hidup sesuai penghasilan.
“Untuk itu, QM Financial menyarankan karyawan juga memiliki financial intelligence, yaitu pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mewujudkan finansial yang sehat,” ungkapnya.
Ligwina juga membagi lima klasifikasi yang tepat untuk mengalokasikan dana dari gaji seperti berikut.
Utang
Saat menerima gaji, sisihkan 30 persen dana untuk melunasi utang yang pernah diajukan. Dengan begitu lubang utang perlahan tertutup tanpa meneror ketenangan. Mengelola utang dengan baik memang menjadi langkah sederhana untuk menolong kondisi krisis keuangan kelak. Namun, alangkah lebih baik menentukan tujuan utang tersebut sebelum memutuskan mengajukan peminjaman. Pikirkan bagaimana cara melunasinya dan apakah tepat dilakukan.
Pengeluaran sehari-hari
Buatlah anggaran maksimal untuk pengeluaran harian. Sisihkan setidaknya 10 persen dari upah yang diterima. Meskipun terkesan pelit, cara tersebut dapat mengendalikan pengeluaran yang tidak penting. Namun, tak ada salahnya bila sesekali ada hari spesial untuk memanjakan diri dengan mengeluarkan lebih dari yang sudah ditentukan.
Menabung atau investasi
Agar upah dari jerih payah tidak terbuang percuma, sisihkan berapa pun untuk menabung atau berinvestasi. Dengan begitu, dana tersebut dapat digunakan untuk masa datang.
Pengeluaran sosial
Pengeluaran sosial seperti zakat, donasi, atau sedekah yang bertujuan membantu sesama. Dengan menganggarkan dana untuk beramal sekaligus berbuat baik yang nantinya akan membuahkan kebaikan pula. Tak ada salahnya menyisihkan sedikit dana untuk membantu yang membutuhkan, dengan begitu uang tersebut menjadi lebih berarti.
Gaya hidup
Buatlah daftar gaya hidup yang benar-benar penting dan tidak terlalu penting. Jangan terlalalu sering mengelurkan anggaran dengan cuma-cuma untuk memenuhi kebutuhan yang tidak penting. Pikirkan secara matang, apakah itu akan menjadi masalah besar jika tidak dilakukan. Misalnya, menolak keinginan untuk minum kopi kekinian yang harganya bisa menguras kantong bila dilakukan dengan rutin. Tak ada salahnya mencoba sesekali, dengan begitu uang tersebut bisa digunakan untuk membayar tagihan listrik yang juga menjadi bagian kebutuhan hidup.