Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Terapi Penderita Claustrophobia, Fobia Ruang Sempit dan Tertutup

Reporter

image-gnews
Ilustrasi fobia ruang sempit. Pexels/Cottonbro
Ilustrasi fobia ruang sempit. Pexels/Cottonbro
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ruang sempit dan tertutup menjadi  hal yang akan selalu dihindari orang penderita claustrophobia. Phobia satu ini merupakan salah satu fobia yang dialami banyak orang.

Fobia ruang sempit ini, ketika penderitanya berada dalam ruangan sempit kemudian bergejala keringatan, gemetar, kesulitan bernapas  diikuti peningkatan frekuensi denyut jantung, mulut kering sampai rasa bingung atau disorientasi. Penderita mulai merasakan kekhawatiran juga cemas akan terjadi sesuatu.

Jika masuk pada tahap claustrophobia berat kecemasan akan semkain bertambah di mana penderita akan merasakan rasa takut kehilangan kendali, takut terjadinya pingsan bahkan takut akan mati. Dalam satu gambaran, penderita claustrophobia bahkan lebih memilih untuk menaiki tangga daripada harus menggunakan lift.

Jika sudah mengalami beberapa gejala yang menandakan claustrophobia maka ada baiknya untuk segera ditangani oleh ahlinya, supaya tidak mengurangi kualitas hidup penderitanya.

Diketahui ada beberapa terapi yang bisa dilakukan oleh penderita claustrophobia seperti

  1. Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT) sering kali sangat efektif pada individu dengan fobia. Dalam pelaksanaan terapi jenis ini melakukan eksplorasi pikiran, perasaan, dan perilaku seorang individu dengan efektif.

Terapis dalam hal ini membantu penderita claustrophobia untuk mengatasi ketakutan yang terkadang juga dikombinasikan dengan terapi eksposur.

    2.  Relaksasi dan visualisasi.

  1. Terapai ini membuat penderita belajar bagaimana untuk lebih tenang menghadapi ketakutan seperti ruang sempit  yang tak lain sering memicu ketakutan dan rasa cemas. Terapi ini lumayan panjang untuk prosesnya sebeb ini juga digantungkan bagaiman kemampuan penderita mengatur diri.

  2. Realitas virtual (VR).

Terapi dengan bantuan teknologi 3D ini sangat membantu penderita claustrophobia seakan memang berada dihadapan hal yang timbulkan ketakutan bahkan kecemasan. Dengan terapi yang mengandalkan visualitas dibantu simulasi komputer, di mana penderita yang mengambil tindakan terapis akan tetap aman.

  1. Perawatan medis.

Jika terapi penderita claustrophobia tidak cukup, dokter Anda dapat meresepkan obat kecemasan atau antidepresan untuk membantu Anda menghadapi situasi yang menyebabkan ketakutan Anda.

 TIKA AYU

Baca: Pasien Claustrophobia Tak Lagi Perlu Takut Alat MRI

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

22 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

Ambruknya Jembatan Francis Scott Key di Baltimore memunculkan gefirofobia atau fobia melintasi jembatan. Pakar sebut cara mengatasinya.


Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

23 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

23 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

24 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

37 hari lalu

Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com
12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.


Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

42 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Apa saja?


Ketamine dan Kegunaannya Sebagai Obat Antidepresan

52 hari lalu

Ketamin. Foto : Lkpp
Ketamine dan Kegunaannya Sebagai Obat Antidepresan

Ketamine bekerja dengan menargetkan bahan kimia utama di otak yang disebut glutamat, yang mempengaruhi memori dan pembelajaran.


Apa Itu Ketamine dan Risikonya untuk Kesehatan

53 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Apa Itu Ketamine dan Risikonya untuk Kesehatan

Awalnya ketamine digunakan untuk merawat tentara yang terluka di medan perang Vietnam, tetapi seiring waktu, peran ketamine mulai berkembang.


Memahami Ketamin dan Bahayanya Jika Disalahgunakan

12 Februari 2024

Ketamin. Foto : Lkpp
Memahami Ketamin dan Bahayanya Jika Disalahgunakan

Ketamin dikenal dengan dampak yang membius atau halusinogen disosiatif. Efeknya tergantung dosis sehingga penggunaan harus dengan pengawasan dokter.


Putin Murka, Ejek Eropa Russophobia Pada Peringatan Perang Dunia II

28 Januari 2024

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama konferensi pers tahunannya di Moskow, Rusia 14 Desember 2023. Alexander Zemlianichenko/Pool via REUTERS
Putin Murka, Ejek Eropa Russophobia Pada Peringatan Perang Dunia II

Putin marah kepada negara-negara Eropa. Ia mengatakan Eropa fobia terhadap warga Rusia.