TEMPO.CO, Jakarta - Kanker lambung adalah gangguan pada pertumbuhan sel lambung. Namun penyakit ini jarang menimbulkan gejala spesifik pada stadium awal. Dapat dikenali dengan perut kembung atau nyeri ulu hati, sayangnya banyak anggapan gejala ini hanya keluhan sakit maag. Sehingga sulit untuk mendiagnosa secara dini. Umumnya penyakit ini baru terdiagnosis setelah stadium akhir. Alhasil akan mengalami kesulitan dalam upaya pemulihan.
Adapun penyebab kanker lambung terjadi akibat adanya perubahan atau mutasi genetik pada sel lambung. Hal inilah justru menjadikan sel-sel tersebut tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali. Sel-sel inilah yang disebut sel kanker.
Beberapa faktor justru meningkatkan risiko seseorang terkena kanker lambung, seperti merokok, usia 55 tahun ke atas, jenis kelamin laki-laki, memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker lambung, serta pernah menjalani operasi lambung.
Selain itu, penyakit ini juga rentan menyerang orang yang memiliki riwayat penyakit seperti infeksi bakteri pylori, infeksi virus Epstein-Barr (EBV), radang lambung kronis, anemia akibat kekurangan vitamin B12, polip di dalam lambung, sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena HIV/AIDS atau penggunaan obat-obatan imunosupresif dalam jangka panjang. Serta pernah terkena kanker jenis lainnya, seperti limfoma, kanker esofagus, kanker usus, kanker prostat, dan kanker serviks.
Bahkan gaya hidup dan pola makan juga bisa meningkatkan risiko terserang kanker lambung. Seperti, sering mengonsumsi daging, terutama daging olahan, minum alkohol, makan makanan olahan dan tinggi garam, jarang berolahraga dan makan sayur dan buah serta kelebihan berat badan atau obesitas.
Jika terdiagnosa kanker lambung, pengobatan yang dapat dijalani antara lain dengan operasi, kemoterapi, radioterapi, dan terapi obat bertarget. Keempat jenis pengobatan tersebut sering kali dikombinasikan, agar sel-sel kanker pada lambung dapat dibasmi secara maksimal.
Namun, terapi obat untuk kanker lambung ini memiliki dua fungsi, yaitu menyerang sel yang mengalami mutasi genetik menjadi sel kanker, atau merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membasmi sel-sel tersebut. Terapi obat ini pun bertarget dapat dikombinasikan dengan kemoterapi secara rutin.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION
Baca: Sulit Dideteksi Gejala Kanker Lambung Mirip Sakit Maag