TEMPO.CO, Jakarta - Kegiatan donor darah yang memungkinkan seseorang untuk memberikan darahnya kepada mereka yang membutuhkan tidak hanya bermanfaat bagi penerima donor, ternyata juga bisa bermanfaat bagi si pendonor. Baik menerima manfaat secara jasmani maupun rohani.
Donor darah ini juga bisa membantu orang-orang yang membutuhkan seperti orang yang mengalami kecelakaan, transplantasi organ, kanker, anemia, anemia sal sabit, thalasemia dan hemofilia. Menolong orang akan menimbulkan kepuasan hati bagi si pendonor.
Selain itu, ada beberapa manfaat lain yang didapatkan dari kegiatan donor darah ini, seperti meningkatkan kesehatan jantung. Menurut American Journal of Epidemiology, kegiatan donor darah dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebesar 33% dan serangan jantung sebesar 88 persen. American Medical Association mengatakan dengan mendonorkan darah setiap 6 bulan sekali dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke pada usia 43-61 tahun.
Hal tersebut karena donor darah juga membantu tubuh untuk membuang kelebihan zat besi. Zat besi yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan oksidasi kolesterol. Hasil dari proses oksidasi tersebut dapat menumpuk pada dinding arteri dan meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
Kenapa dikatakan bisa meningkatkan kesehatan jantung? karena melalui donor darah, kadar zat besi dalam tubuh dapat menjadi lebih stabil dan menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kegiatan donor darah juga bisa mengurangi risiko kanker seperti kanker hati, kanker paru-paru, kanker usus besar, dan kanker tenggorokan.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of National Cancer Institute, kelebihan zat besi dapat menyebabkan kerusakan radikal bebas yang membuat berisiko terhadap kanker dan penuaan.
Dengan melakukan donor darah, jumlah zat besi dapat berkurang dan menghindari kerusakan radikal bebas yang berisiko terhadap kanker.
Bukan hanya itu, dengan menyumbangkan darah sekitar 500 ml, sebenarnya bisa juga membakar kalori sekitar 650 kalori sehingga dapat dikatakan jika mendonorkan darah juga bisa bermanfaat dalam penurunan berat badan dan menjauhkan seseorang dari risiko obesitas.
Meski memiliki manfaat seperti itu, jangan menjadikan donor darah sebagai kegiatan menurunkan berat badan karena donor darah secara berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan.
Kegiatan pendonoran darah ini juga bermanfaat dalam mendeteksi penyakit serius dalam tubuh seseorang, karena setiap kali hendak mendonorkan darah, seseorang akan menjalani pemeriksaan dasar rutin, seperti pemeriksaan berat badan, suhu tubuh, nadi, tekanan darah, dan kadar hemoglobin.
Selain itu calon pendonor juga akan diminta menjalani pemeriksaan darah untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit menular, seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui transfusi.
Donor darah bukan hanya membantu seseorang terhindar dari penyakit dan menurunkan berat badan, tetapi juga membantu pendonor agar hidup secara lebih sehat secara psikologis dan panjang umur.
Terbukti, sebuah penelitian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa orang yang mendonorkan darahnya dengan tujuan menolong orang lain memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang melakukan donor darah untuk kepentingan sendiri atau bahkan tidak mendonorkan darahnya sama sekali. Donor darah untuk membantu orang yang membutuhkan juga bisa mendatangkan sebuah kepuasan psikologis.
TEGUH ARIF ROMADHON