Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pahami Perilaku Anak sebelum Mencapnya Nakal

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini masyarakat dihebohkan dengan berita seorang anak yang ditemukan telah tewas selama empat bulan di Temanggung, Jawa Tengah. Penyebabnya orang tua melakukan rukiyah terhadap anak yang dinilai nakal.

Anak sering dicap nakal bila tidak bisa mematuhi perintah atau keinginan orang tua. Padahal, jika melihat lebih dalam bisa saja orang tua yang kurang memahami kebutuhan anak.

Meski tidak mengkaitkan dengan peristiwa yang terjadi di Temanggung, psikolog klinis anak dan remaja dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia (UI), Andini Sugeng, mengatakan orang tua harus memahami terlebih dulu perilaku seperti apa yang ditampilkan oleh anak sehingga sampai mendapat label nakal.

"Nakal biasanya terlihat ketika anak menampilkan perilaku yang dianggap melanggar aturan yang ada di rumah atau suatu lingkungan sosial," ujar Andini. "Sementara itu, usia anak akan menjadi gambaran bagaimana perkembangan dan kemampuannya dalam memahami dan bersikap kooperatif terhadap aturan yang berlaku."

Penting bagi orang tua untuk memberikan pemahaman kepada anak mengenai aturan-aturan yang diterapkan di rumah. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak juga diperlukan agar tidak terjadi salah paham.

"Aturan disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak," kata Andini.

Dalam menghadapi perilaku anak yang kurang kooperatif, orang tua diharapkan bisa peka terhadap kebutuhan anak. Jangan sampai karena kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tua, anak dianggap nakal karena tidak mau mematuhi perintah.

"Kebutuhan anak tidak hanya sebatas kebutuhan yang bersifat fisik atau materi, tetapi juga kebutuhan emosi. Ada perilaku-perilaku yang terlihat kurang kooperatif adalah cara anak mencari perhatian, misalnya marah-marah, padahal ingin diajak main atau dipeluk," ujar Andini.

Andini mengatakan orang tua harus selalu mengawasi kondisi kesehatan anak, misalnya apakah anak sakit, terluka, kurang tidur, lapar, atau keluhan lain. Hal tersebut sangat berguna untuk melihat perilaku anak yang tiba-tiba menjadi tidak kooperatif. Orang tua juga perlu mendengar apa yang disampaikan oleh anak walaupun terkesan sepele. Dari situ, anak akan merasa lebih diperhatikan oleh orang tua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tapi tetap perlu diperhatikan lalu dipilah dan dibimbing untuk menjadi penting atau hanya ingin yang bisa ditunda. Tetap berikan pemahaman," jelas Andini.

Tugas orang tua adalah memvalidasi emosi anak agar merasa nyaman dengan mendapatkan perhatian yang sesuai saat sedang merasa tidak nyaman dan belum tahu cara mengatasi. Orang tua wajib membantu dengan memberikan bimbingan cara mengatasinya, misalnya beri cara-cara yang positif sesuai dengan masalahnya.

"Hindari memberikan label negatif karena berisiko membuat anak makin tidak nyaman. Selain itu bisa berakibat jangka panjang jika label itu berulang. Misalnya, anak menjadi merasa tidak mampu, tidak baik, atau tidak berharga," kata Andini.

Sementara itu, orang tua juga bisa memberikan konsekuensi terhadap anak atas perilaku yang tidak sehat. Namun, ini harus disesuaikan dengan tingkat pelanggaran, usia, dan kemampuan.

"Hindari memberikan konsekuensi yang menyakiti fisik atau mental," ujar Andini.

Jika semua cara dan usaha sudah dilakukan dan anak tetap tidak bisa dikendalikan, orang tua bisa meminta bantuan ahli profesional, seperti dokter anak, psikolog, atau tokoh masyarakat terdekat apalagi jika perilaku anak membahayakan diri, orang lain, atau merusak barang. Orang tua juga wajib meminta bantuan profesional jika perilaku tidak kooperatif tersebut dilakukan secara berulang dan bersamaan dengan anak yang menampilkan emosi berlebihan, terganggu pola makan dan pola tidur, serta mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang-orang di sekitar.

Baca juga: Bantu Bentuk Karakter Anak, Ini Peran Ayah dalam Pengasuhan Buah Hati

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

11 jam lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.


Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

13 jam lalu

Tiga terdakwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri), Sekjen Kementan RI, Kasdi Subagyono dan mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI, Muhammad Hatta (kanan), mengikuti sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 17 April 2024. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi Adc. Mentan, Panji Hartanto, yang telah mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK untuk ketiga terdakwa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan dalam pengadaan barang dan jasa serta penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

14 jam lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

14 jam lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

14 jam lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Metode yang Disarankan Pakar untuk Atasi Anak Tantrum

1 hari lalu

Ilustrasi anak tantrum/sedih. Shutterstock.com
Metode yang Disarankan Pakar untuk Atasi Anak Tantrum

Dokter anak menjelaskan metode RRID bisa digunakan untuk mengatasi anak tantrum. Seperti apa penerapannya?


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

1 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

5 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

5 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.