TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang cenderung mengurangi intensitas dan frekuensi olahraga kala Ramadan atau bahkan tidak melakukannya sama sekali. Ketika bulan puasa berlalu, banyak yang ingin kembali beraktivitas secara rutin, termasuk untuk tujuan transformasi tubuh.
Namun, masalah kesehatan bisa muncul ketika rutinitas diubah secara mendadak. Oleh karena itu, dokter dan peneliti bidang kardiovaskular, Gusti Rizky Teguh Riyanto, menyarankan rutinitas olahraga secara perlahan dan bertahap.
"Untuk aktivitas fisik, tubuh perlu melewati proses adaptasi agar tidak kaget dengan latihan intensif yang mendadak," kata Rizky.
Dia mengatakan sebagian besar masalah kesehatan yang timbul saat memulai latihan intensitas tinggi terjadi karena kita memaksa tubuh untuk bergerak tanpa beradaptasi. Jantung mungkin belum siap menghadapi rutinitas intensif. Ketika ini terjadi, serangan jantung dapat muncul disertai risiko kesehatan lain, seperti aritmia. Gejala yang dirasakan yaitu nyeri dada, sesak, atau pingsan.
Selain itu, kemungkinan terjadinya cedera tulang, sendi, dan otot juga meningkat dan tubuh bisa mengalami kram, keseleo/terkilir, atau bahkan patah tulang. Rizky menuturkan ada sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan, yakni memastikan selalu kapasitas tubuh sebelum memulai rutinitas olahraga, mengondisikan asupan nutrisi.
Selain itu, pastikan jadwal tidur atau istirahat normal sehingga Anda merasa segar saat berolahraga dan mulai dengan latihan intensitas lebih rendah, kemudian perlahan tingkatkan intensitasnya hingga kembali ke rutinitas yang sesuai.
"Saya sarankan untuk memulai dengan olahraga ringan seperti jalan pagi selama 30 menit," ujar Rizky.
Dalam kesempatan berbeda, selebritas sekaligus instruktur STRONG Nation, Cut Memey, juga menyarankan memulai latihan berintensitas rendah.
"Karena sebagian dari kita tidak berolahraga sama sekali selama bulan puasa, ketahanan fisik sudah pasti menurun. Tapi bukan berarti tidak bisa ditingkatkan. Kuncinya adalah memulai dengan perlahan tetapi selalu konsisten," jelasnya.
Menurutnya, tidak ada masalah kesehatan yang perlu dikhawatirkan ketika mulai berolahraga dengan tujuan yang cerdas dan strategis.
Baca juga: Pilihan Olahraga yang Sesuai untuk Pasien Hipertensi