TEMPO.CO, Jakarta - Alih alih dapat manfaat kulit sehat, tidak teliti membaca bahan skincare malah berujung kerugian. Pemakaian skincare justru tidak menghasilkan efek yang maksimal malah mengundang masalah baru. Untuk itu sangat penting ketelitian membaca bahan dan kandungan di dalam produk skincare. Bisa dipelajari dari hasil review pemakaian orang atau melakukan riset manfaat bahan aktif skincare tersebut.
Jika tak hati-hati, beberapa produk justru mengandung bahan-bahan yang harus dihindari. Tak sedikit pula penelitian yang menyebutkan bahwa kandungan bahan skincare dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah bahan aktif yang harus dipastikan bebas dari bahan produk perawatan kulit wajah.
Pertama kandungan sodium lauryl sulfate, bahan ini biasa ditemuai pada sampo, sabun mandi, obat kumur, pasta gigi, alas bedak sampai sabun muka. Menurut Dr. Anita Sturnham, dokter spesialis kulit kandungan ini dapat menyebabkan kulit jadi kemerahan, kering, mengelupas, sensitif dan kulit menjadi kencang seperti tertarik. Keadan kulit yang bersih dan kencang itu terjadi karena minyak alami wajah yang hilang. Sehingga produk cuci muka yang berbusa harus dihindari.
Selanjutnya ada paraben, umunya bahan ini ditemukan pada make up, pelembap, skincare, krim anti aging dan lain sebagainya. Sayangnya menurut Food and Drug Administration (FDA) maupun beberapa penelitian menunjukkan bukti keterkaitan paraben dengan kanker payudara, kanker kulit, gangguan reproduksi dan sistem endokrin. Biasanya efek samping pemakaian produk bebrbahan paraben akan menimbulkan adanya reaksi alergi, dermatitis dan rosacea atau kemerahan pada kulit.
Ada pula bahan hydroquinone, biasa ditemukan di produk pencerah kulit. Efek samping bahan ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Bahkan produk dengan hydroquinone dilarang di beberapa negara, seperti Jepang, Australia dan beberapa negara di Eropa.
Akhir-akhir ini, banyak produk skincare yang mengunggulkan kandungan BHA di dalamnya. BHA banyak ditemukan pada parfum, toner, lipstick, moisturizer dan exfoliants. Dikutip dari laman David Suzuki Foundation, BHA dapat memicu reaksi kulit, mengganggu fungsi hormon, paru-paru, ginjal dan pembekuan darah.
Selanjutnya bahan yang biasa ditemukan di produk pasta gigi, deodoran dan sabun anti bakteri, yakni triclosan dan triclocarban. Bahan ini dikaitkan dengan gangguan hormonal, resistensi bakteri, gangguan fungsi otot, gangguan fungsi kekebalan tubuh dan meningkatnya alergi, seperti yang dikutip dari laman Hello Glow.
Bahan skincere yang dapat mengganggu kesehatn selanjutnya adalah Polyethylene. Sering ditemukan dalam scrub, make up, pencuci wajah dan pasta gigi. Butiran kecil di scrub wajah terbuat dari bahan ini. Sayangnya efek samping bahan ini dapat memengaruhi sistem pernapasan, sistem kekebalan, sistem kerangka dan sistem otot, iritasi kulit ringan, dan berpotensi karsinogen.
Tak kalah bahayanya, bahan retinyl palmitate, retinyl acetate, asam retinoat dan retinol beresiko meningkatkan risiko kanker kulit pada manusia.Bahan ini sering ditemukan di pelembap, produk bibir, tabir surya dan produk anti penuaan (anti aging).
Terakhir kandungan petroleum distillates dalam maskara juga punya efek buruk bagi kesehatan. Seperti dermatitis kontak dan penyebab kanker. Bahkan beberapa studi menunjukkan bahwa bahan ini dapat merusak jalan napas, kerusakan paru-paru dan masalah jantung. Hindari menghirupnya, karena bisa menyebabkan muntah dan beracun bagi paru-paru. Pasalnya zat ini sering ditemukan di bahan bakar mobil, minyak pemanas dan lain sebagainya.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION
Baca: Perhatikan Urutan Pemakaian Skincare Untuk Hasil Maksimal