TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang mungkin menjalani kehidupan sehari-hari tanpa menyadari terkena diabetes. Tidak semua orang dengan mudah mengetahui apakah berisiko terkena kondisi tersebut karena gejalanya bisa sangat samar.
Direktur medis dan ahli diabetes Iva Healthcare, Dr. Roger Henderson, dilansir dari Express.co.uk, mengatakan diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur kadar gula darah. Dulu penyakit ini banyak menyerang orang-orang di atas usia 45 tetapi sekarang usia muda juga berisiko.
"Seseorang didiagnosis menderita diabetes setiap dua menit. Itu adalah epidemi," paparnya.
Penyebab utama adalah naiknya berat badan. Namun, beberapa gejala diabetes yang paling umum mungkin mudah disalahartikan sebagai gejala yang tidak terlalu serius.
"Jika haus sepanjang waktu, terus-menerus lelah, penglihatan kabur, atau kulit gatal, itu adalah tanda peringatan yang umum. Gejala lain adalah rasa gatal di sekitar alat kelamin. Jika berpikir Anda mungkin mengalami gejala-gejala ini, periksakan ke dokter. Semakin cepat mengetahuinya, semakin baik," katanya.
Dokter dapat mendiagnosis diabetes setelah tes darah. Penting agar diabetes didiagnosis sesegera mungkin karena dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Beberapa pasien diabetes mungkin lebih berisiko terkena penyakit jantung atau stroke.
Diabetes yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan kerusakan saraf, masalah kaki, atau kehilangan penglihatan. Cara terbaik untuk menghindari komplikasi adalah dengan rutin memeriksa kadar gula darah dan pemeriksaan diabetes. Namun, jika tidak menderita diabetes, ada beberapa cara sederhana untuk menurunkan risiko.
Cara termudah adalah dengan membuat beberapa perubahan pola makan. Pastikan untuk makan setidaknya lima porsi buah dan sayuran setiap hari. Aktif dan berolahraga teratur membantu menurunkan kadar gula darah yang selanjutnya melindungi dari diabetes. Setiap orang harus berusaha untuk melakukan setidaknya 2,5 jam latihan setiap minggu.
Baca juga: Awas, Sakit Kepala Bisa Jadi Gejala Diabetes Tipe 2