TEMPO.CO, Jakarta - Demam berdarah dengue perlu diwaspadai akhir-akhir ini. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mendata pada periode Januari 2021 hingga 23 Mei 2021, di tengah pandemi COVID-19, warga setempat yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) sudah mencapai sebanyak 112 kasus. "Berdasarkan data, Kecamatan Marpoyan Damai menjadi salah satu kecamatan penyumbang kasus tertinggi, yang tercatat sebanyak 22 kasus DBD," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy Saragih, di Pekanbaru, Senin 24 Mei 2021.
Dia mengatakan Kota Pekanbaru masih dilanda pandemi COVID-19, namun demikian Dinkes tetap menggencarkan edukasi dan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan kepada masyarakat melalui setiap puskesmas untuk menekan jumlah kasus DBD tersebut. Kendati belum ada kasus meninggal akibat DBD, katanya, sebagian pasien yang diserang DBD sudah sembuh dan kembali beraktivitas bersama keluarganya. "Namun masih ada beberapa orang yang masih dirawat," katanya.
Karena itu, kata dia, masyarakat perlu menerapkan polah hidup bersih dan sehat. "Jika menemukan gejala-gejala demam berdarah, seperti demam turun naik dan bintik merah pada kulit agar segera memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat," katanya.
Dalam upaya mencegah perkembangbiakan larva nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan DBD, katanya, maka Dinkes Pekanbaru juga melakukan pengasapan (fogging) terhadap wilayah rawan tempat berkembangbiaknya nyamuk tersebut.
Ia merinci kecamatan di Pekanbaru yang warganya terjangkit DBD adalah Kecamatan Tenayan Raya 19 kasus, Kecamatan Tuah Madani 12 kasus. Kecamatan Limapuluh 10 kasus, Payung Sekaki 12 kasus, Rumbai 10 kasus, Sail 6 kasus, Bukit Raya 5 kasus, Bina widya 5 kasus, Rumbai Timur 5 kasus, Sukajadi 3 kasus, Pekanbaru Kota 1 kasus, Senapelan 1 kasus, dan Kacamata Kulim 1 kasus. "Khusus untuk Kecamatan Rumbai Barat belum ditemukan warga terjangkit DBD," demikian Zaini Rizaldy Saragih.
Kampanye pencegahan DBD sebenarnya bukan hal yang asing. Dalam unggahan Kementerian Kesehatan, pencegahan DBD adalah dengan 3M plus.
1. Menguras.
Menguras merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
2. Menutup
Menutup merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).
Kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
Ketiga kegiatan di atas bisa dikombinasikan dengan beberapa kegiatan pencegahan di bawah ini.
-Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
-Menggunakan obat anti nyamuk
-Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
-Gotong Royong membersihkan lingkungan
-Periksa tempat-tempat penampungan air
-Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
Apa aksi Anda untuk terhindar dari DBD?
-Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras
-Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
-Menanam tanaman pengusir nyamuk