TEMPO.CO, Jakarta - Seperti diketahui, penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 di Indonesia dihentikan sementara. Penghentian sementara vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 tersebut merupakan imbas dari kasus kematian salah satu warga DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Saat ini BPOM masih melakukan pengujian terhadap vaksin tersebut.
Guru Besar Universitas Indonesia, Profesor Zubairi Djoerban, menyatakan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca tidak boleh digunakan untuk warga berusia di bawah 30 tahun. Melalui unggahan di Twitter, ia membeberkan kejadian yang terjadi di Inggris, ada beberapa pasien yang mendapat Vaksin AstraZeneca ini meninggal dunia.
“Karena beberapa kejadian di Inggris mengaitkannya dengan pembekuan darah. Ada 79 kasus dari 20 juta dosis vaksin, 19 di antaranya meninggal,” cuit Zubairi.
Selain itu, menurutnya tidak ada vaksin yang tidak berisiko. Namun, untuk umur 30 tahun ke bawah sebaiknya jangan menggunakan vaksin AstraZeneca. Yang menjadi sorotan adalah cuitan dari warganet yang sudah terlanjur mendapatkan vaksin dan masih di bawah 30 tahun.
“Prof, kalau sudah terlanjur dapat 1 shot bagaimana? Dilanjutkan saja atau menggunakan vaksin lain? Istri saya di bawah umur 30 tahun dapat jatah dari kantor. Memang saat shot pertama efeknya lumayan berat. Tapi Alhamdulillah enggak sampai pembekuan darah,” tulis akun @Naufalf.
Selain itu, ada juga warganet yang menceritakan efek samping yang sempat dialami setelah disuntik vaksin AstraZeneca, misalnya badan panas, linu, nyeri.
Baca juga: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Menurut Pakar, Tak Perlu Risau