TEMPO.CO, Jakarta - Hipospadia merupakan cacat lahir pada anak laki-laki di mana lokasi uretra tidak terletak di ujung penis. Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara abnormal pada minggu ke 8-14 kehamilan. Letak lubang uretra berada di bagian bawah dengan variasinya, mulai dari tepat di bawah ujung penis hingga skrotum.
Sunat atau khitan bagi laki-laki memiliki berbagai manfaat. Tapi, prosedur ini tidak boleh dilakukan bila anak mengalami hipospadia. Begitu kata dr. Arry Rodjani, Sp.U (K) dari Divisi Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Baca Juga:
"Penting disadari oleh orangtua untuk tidak mengkhitan anak dengan hipospadia karena kulit kulup yang ada akan digunakan untuk jaringan pembuatan saluran kemih," jelas spesialis urologi Siloam Hospitals ASRI itu.
Arry menjelaskan hipospadia merupakan kelainan bawaan lahir pada genitalia pria yang ditandai dengan letak lubang saluran kemih yang tidak terletak pada ujung penis, tetapi bagian bawah batang penis. Kulit kulup tidak terbentuk sempurna dan tampak berkumpul di bagian atas penis sedangkan bagian bawah tidak tertutup dan penis akan tampak bengkok saat ereksi.
Idealnya, pasien hipospadia dioperasi antara usia 6-24 bulan. Pada rentang usia itu, proses pemulihan berlangsung lebih cepat.
"Kalau orang dewasa, operasi lebih sulit, ada faktor ereksi dan penyembuhan luka lebih baik pada anak," jelasnya.
Operasi rekonstruksi pada penderita hipospadia bertujuan untuk fungsional dan kosmetik. Fungsional artinya pasien diharapkan bisa memiliki penis lurus ketika ereksi.
"Agar ketika dewasa aktivitas seksualnya tidak terganggu, jika bengkok aktivitas seksual akan terganggu," tuturnya.
Selain itu, lubang saluran kemih dibuatkan sampai mendekati ujung penis. Dengan demikian, pasien bisa buang air kecil dengan aliran urine lurus ke depan saat posisi berdiri.
"Kalau anak berdiri, dia bisa pipis ke arah depan, tidak membasahi celana," kata Arry.
Perbaikan itu tak cuma mempengaruhi masalah buang air kecil tetapi juga aktivitas seksual. Jika saluran kencing ada di bagian depan, pasien takkan bermasalah dalam hal ejakulasi dan bisa membuahi sel telur.
"Kalau saluran kencing tidak di depan, kalau ejakulasi tidak bisa sampai ke dalam vagina," jelasnya.
Sementara itu, operasi rekonstruksi dengan tujuan kosmetik dilakukan agar tampilan penis tampak normal yang sudah disunat. Operasi dalam kasus hipospadia bisa selesai dalam satu tahap, tapi bisa juga baru rampung setelah beberapa tahap, tergantung dari tingkat kesulitan yang dihadapi. Ketika ditangani sejak dini, pasien diharapkan sudah selesai menjalani prosedur operasi saat berusia 2 tahun.
Di sisi lain, dia juga menjelaskan komplikasi yang bisa terjadi dari operasi untuk kasus hipospadia, di antaranya adalah meatal stenosis, yakni penyempitan pada saluran yang dibuat. Ada juga risiko kebocoran saluran kencing atau fistula uretrokutan.
"Tapi dengan teknik operasi yang baik, bisa kita perbaiki enam bulan setelah operasi sambil menunggu jaringan sembuh, baru ditutup," paparnya.
Risiko komplikasi lain kurvatur atau penis yang bengkok. Namun, bila melengkungannya tidak mengganggu fungsi, termasuk aktivitas seksual, dia mengatakan revisi tidak diperlukan.