TEMPO.CO, Jakarta - Ketika tidur, seseorang terkadang bisa bermimpi. Kondisi itu termasuk wajar. Mimpi adalah cerita atau gambar yang diciptakan pikiran saat seseorang tertidur. Kadang-kadang, mimpi bisa memiliki sifat menghibur, menyenangkan, atau romantis. Namun tidak jarang mimpi juga bisa mengganggu, menakutkan, dan terasa aneh.
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan soal asal usul mimpi. Namun, hingga saat ini para pakar masih merumuskan mengapa seseorang bisa bermimpi saat tidur. Penjelasannya pun tidak bisa semudah mendefinisikan cara kerja organ tubuh ketika terlelap.
Baca Juga:
Terkait dengan mengapa seseorang bisa bermimpi, ada banyak teori yang bisa memberi penjelasan mengapa seseorang bisa bermimpi, di antaranya yaitu:
1. Saluran emosi
Mimpi bisa menjadi cara menenangkan emosi fluktuatif dalam kehidupan seseorang. Ini mungkin saja terjadi karena otak beroperasi lebih emosional saat tidak tidur. Artinya, saat tidur otak bisa membuat koneksi atas perasaan-perasaan yang tidak bisa tersalurkan saat sedang sadar.
2. Fight or flight
Salah satu bagian otak yang paling aktif saat bermimpi adalah amygdala. Ini adalah bagian otak yang mengatur kemampuan bertahan diri, termasuk respons fight-or-flight. Menurut salah satu teori, aktifnya amygdala saat tidur ini membuat seseorang lebih siap menghadapi ancaman. Untungnya, batang otak membuat otot menjadi lebih rileks saat tahapan tidur REM. Itulah mengapa meski bermimpi sedang berlari pun, normalnya seseorang tidak ikut terbangun dan melakukannya.
3. Saluran kreativitas
Teori lain yang dapat menjawab mengapa seseorang bisa bermimpi adalah mimpi mewadahi kreativitas seseorang. Ini bisa terjadi karena tidak ada filter logika seperti yang biasa digunakan ketika sedang terjaga. Dengan demikian, kreativitas bisa mengalir sebebas-bebasnya saat terlelap.
4. Menyusun memori
Mimpi juga disebut sebagai media untuk menyusun memori. Mana yang perlu disimpan, mana pula yang sudah saatnya dibuang. Fase tidur membantu seseorang menyimpan memori. Diduga kuat mimpi membantu otak menyimpan informasi penting secara lebih efisien tanpa intervensi apapun.
Selain teori-teori tersebut, ada juga yang menyebut mimpi murni sebagai bunga tidur dan bisa tidak bermakna apapun.
WINDA OKTAVIA