TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua khawatir sekolah untuk pembelajaran tatap muka (PTM) dibuka kembali. Apalagi jika anaknya memiliki kondisi kesehatan tertentu atau komorbid.
Spesialis Anak Primaya Hospital Bekasi Timur, dr. Tuty Mariana, Sp.A, mengatakan keputusan membolehkan anak kembali ke sekolah bergantung pada situasi penularan COVID-19 di lingkungan terkait, kesiapan sekolah dalam memberikan perlindungan, dan kesehatan anak itu sendiri.
"Bila ada masalah kesehatan yang membuat anak lebih rentan terhadap penularan COVID-19 di sekolah, orang tua sebaiknya memilih pembelajaran jarak jauh dulu," ujarnya.
Tuty mengatakan penyakit penyerta pada umumnya tidak ada atau belum muncul pada anak usia sekolah. Komorbid lebih banyak didapati pada orang dewasa, termasuk orang tua siswa. Itu sebabnya keputusan membuka kembali sekolah di tengah pandemi membutuhkan peranserta semua pemangku kepentingan.
Orang tua dan masyarakat umum wajib terus mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penularan pada siswa sekolah sebab anak pun bisa terinfeksi virus di rumah atau di jalan saat perjalanan pergi atau pulang sekolah. Sementara itu, untuk guru dan staf sekolah yang memiliki komorbid ada baiknya memastikan penyakit tersebut dalam kondisi terkendali sebelum menjalani kegiatan di sekolah.
"Orang dewasa berusia 60 tahun ke atas dan masyarakat yang memiliki penyakit komorbid lebih berisiko sakit parah dan meninggal ketika terinfeksi virus corona. Maka dari itu, aturan pembukaan kembali sekolah mesti mengacu pada data tersebut," ujar Tuty.
Panduan dari pemerintah menyatakan guru dan staf bisa kembali ke sekolah asalkan sehat. Bila ada komorbid, mesti dipastikan penyakit itu dalam kondisi terkendali.
#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker
Baca juga: Pesan Dokter pada Anak Muda agar Terhindar dari Hipertensi