TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Anji ditangkap karena memakai ganja. Anji menambah daftar panjang artis Indonesia yang ditangkap karena kasus narkoba. Sebelumnya, ada lima yang juga ditangkap atas kepemilikan narkoba jenis ganja. Mereka adalah Dwi Sasono, Anton J-Rocks, Tio Pakusadewo, Jeff Smith, dan Naufal Samudra.
Ganja awalnya tidak dianggap sebagai narkoba saat pertama kali datang ke Indonesia. Ganja pertama kali dibawa oleh pedagang dan pelaut Gujarat dari India ke Aceh sekitar abad ke-14 untuk digunakan sebagai alat transaksi perdagangan. Pada saat itu, ganja ditukarkan dengan cengkih, lada, kopi, vanili, dan jenis rempah-rempah lain karena Indonesia dikenal sebagai pusat rempah-rempah dunia.
Seiring berjalannya waktu dan dengan berbagai jenis pengolahan serta penyalahgunaan, ganja kemudian masuk golongan narkotika.
“Tentunya pesona ganja yang bisa membuat bahagia, mengandung bahaya, juga di belakangnya terhadap gangguan yang terjadi di otak,” tulis dr. Santi Yuliani, SpKJ, psikiater penghubung dan spesialis stimulasi otak di laman Instagramnya @santi_psychiatrist.
Selain ganja, beberapa kalangan menggunakan nama lain seperti cimeng, rumput, dan marijuana. Biasanya, ganja digunakan dengan cara diisap, diminum, dan dimakan.
Ganja mengandung tetrahidrokanabinol (THC) dan kanabidiol (CBD) yang dalam dosis tertentu bisa menginduksi area emosi di otak kita dan menimbulkan euforia. THC dan CBD memiliki efek secara medis apabila dipergunakan sesuai dosis yang tepat. THC memiliki efek medis seperti meringankan rasa sakit, membantu relaksasi, menekan rasa sakit akibat kerusakan saraf, mengurangi risiko kerusakan saraf, dan mengurangi kejang otot dan kejang.
Sedangkan CBD memiliki efek medis seperti mengurangi kejang Dravet, membunuh sel kanker payudara, merangsang pertumbuhan tulang, menghentikan peradangan, sifat anti-inflamasi, sifat antioksidan, dan antipsikotik. Ganja apabila digunakan dengan dosis yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak buruk bagi otak.
Dampak buruk ganja berupa kontrol emosi yang kurang, pemecahan masalah yang lebih buruk, pemrosesan yang lebih lambat, pemahaman verbal yang lebih rendah, dan memori yang lebih buruk. Singkatnya, penggunaan ganja akan mengganggu perilaku, perasaan, dan pola pikir.
Jika ingin bahagia, daripada menggunakan ganja, Anda bisa makan makanan sehat yang dapat membuat bahagia, seperti alpukat, beri, nanas, kelapa, pisang, jeruk, almond, atau teh hijau.
“Bahagia adalah ketika merasa cukup. Cukup ukurannya sangat bervariasi dan kamulah yang menentukan sebesar apa cukupmu. Bukan cukup berdasarkan orang lain, yang justru akan membuatmu tidak akan pernah cukup,” jelas Santi.
Baca juga: Anji Ditangkap karena Ganja, Ini Beda Antara Ganja dan Sabu