TEMPO.CO, Jakarta - Masa pandemi COVID-19 dan krisis berkepanjangan terbukti bisa menjadi berkah bagi usaha online. Hal tersebut terlihat dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat sepanjang 2020 terdapat 90,18 persen penduduk Indonesia bertransaksi online melalui e-commerce. Perinciannya, 25,72 persen di antaranya bertransaksi melalui marketplace, sedangkan 65,14 persen lain melalui media sosial.
Salah satu bentuk usaha online yang tengah naik daun dan bertumbuh pesat pada masa pandemi ini adalah dropship. Dropship merupakan bisnis yang paling mudah karena bisa dilakukan tanpa modal besar, bahkan tanpa modal sama sekali. Pengusaha dropship atau yang biasa disebut dropshipper cukup mencari pembeli produk-produk dari penjual lain.
Jika transaksi berhasil, dropshipper menerima persentase komisi penjualan. Praktiknya pun sederhana, dropshipper hanya perlu mengirimkan data pembeli kepada pemasok untuk kemudian memproses pembelian barang yang akan dikirimkan atas nama toko dropshipper sebagai pihak kedua.
Kemudahan melakukan usaha dengan sistem dropship ini diakui oleh Permatasuri, salah satu pengusaha tas asal Depok, Jawa Barat. Kini, toko onlinenya yang bernama Etnikcantikunik telah menjadi pemasok untuk beragam produk dan memiliki banyak mitra dropshipper di berbagai kota di Indonesia. Sejak 2005, ia fokus pada bisnis ke para dropshipper. Bahkan, ia kini telah memiliki komunitas dropship dan mengelola kinerja setiap mitranya agar mampu berkembang.
“Banyak orang mulai menjadi dropshipper karena penasaran dengan cara kerjanya atau ingin tahu dulu peluangnya seperti apa. Saya ingin mereka ini ada yang mengarahkan agar bisa naik kelas dengan cepat,” katanya.
Menurut Permatasuri, keuntungan lain yang ditawarkan oleh praktik bisnis dropship ini adalah pemasok bisa menjadi mentor bisnis pertama para dropshipper. “Di Etnikcantikunik, para dropshipper tidak hanya kami berikan foto produk saja tetapi juga pengetahuan bagaimana seharusnya memasarkan barang dan mengelola bisnis. Selain itu, ada reward tersendiri bagi para dropshipper yang performanya bagus. Ini bisa melatih jiwa entrepreneur dan memberikan motivasi lebih bagi mereka,” ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Urie ini menyebut keunggulan lain dropshipper ialah mempunyai banyak keuntungan dari sisi opsi pilihan barang dagangan. “Satu orang bisa jadi dropshipper untuk banyak produk, tergantung sekuat apa kemampuan mengelolanya. Makin banyak tentu makin kompleks. Tapi untuk sebagian orang, banyak pilihan jadi membuka banyak peluang rezeki,” tuturnya.
CEO Qasir, Michael Williem, amat mendukung para usahawan, terutama pengusaha muda untuk memiliki jiwa kreativitas dalam hal berbisnis. Menurutnya, jenis usaha dropship ini terbukti sangat potensial namun tetap ada faktor-faktor yang harus diperhatikan agar usaha berkualitas dan dipercaya oleh pemasok dan pembeli.
Michael mengatakan kompetisi dalam bisnis dropship terbilang tinggi dengan proposisi penjualan unik relatif rendah, tetapi dia tetap percaya dropship adalah bisnis yang menjanjikan bagi pemula.
“Jika ingin survive, naikkan unique selling proposition dengan tips di atas. Ketika merasa modal sudah cukup, Anda bisa mempertimbangkan untuk jadi reseller atau bahkan distributor dengan pengalaman menjadi dropshipper tadi. Untuk modal usaha pun kini opsinya sudah banyak, misalnya lewat P2P lending,” tuturnya.
Baca juga: Kiat Memulai Usaha Konveksi agar Tak Rugi