TEMPO.CO, Jakarta - Sarapan, sejatinya sebagai makanan pertama yang masuk ke dalam tubuh setelah puasa sepanjang malam karena tidur. Banyak ahli menyatakan bahwa sarapan merupakan waktu makan terpenting dibandingkan dengan makan siang dan makan malam.
Hal ini karena sarapan menyediakan energi (berupa kalori) untuk menjalani aktivitas pada hari tersebut. Front Hum Neurosci mengutip dari berbagai ahli bahwa anak-anak yang terbiasa mengkonsumsi sarapan lebih memiliki nutrisi dan mikronutrien yang lebih banyak, kadar total lemak dan kolesterol dalam tubuh lebih rendah, dan memiliki body mass index (BMI) yang cenderung normal.
Hal tersebut tentu berdampak pada kebugaran tubuh dan keaktifan berperilaku, kognisi, dan prestasi di sekolah. Anak yang mengkonsumsi makanan memiliki performa kognitif yang cenderung tinggi, seperti pada perhatian terhadap sesuatu dan pengingat.
Berbanding terbalik dengan anak yang jarang mengkonsumsi sarapan. Mereka cenderung lebih pasif secara fisik dan memiliki tingkat kebugaran yang lebih rendah. Selain itu, Cahill, peneliti dan akademisi di bidang kesehatan, pernah melakukan penelitian dan menemukan terdapat peningkatan penyakit jantung koroner sebesar 27 persen di Amerika Utara karena meninggalkan sarapan.
Menunda sarapan hingga makan siang dan malam dapat menimbulkan beberapa penyakit seperti diabetes, jantung, dan kualitas nutrisi yang rendah. Meninggalkan sarapan juga menjadi pemantik gaya hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi alkohol dan merokok, serta berefek pada prestasi di sekolah, suasana hati yang cepat berubah, dan gejala depresi. Gaya hidup seperti ini dapat mengakibatkan stres kronis yang dapat meningkatkan kerentanan atas penyakit kardiometabolik.
Manfaat sarapan akan menjadi maksimal jika dikonsumsi dengan makanan bergizi dan pada waktu yang tepat. Para ahli juga menyarankan sarapan terdiri atas 25%-30% konsumsi harian manusia. Menurut Dr. Nicolas Lague, sarapan yang baik setidaknya berisi protein, mineral, mikronutrisi, vitamin, serta serat.
Ketika sarapan, ia menyarankan untuk meminum air; sereal karena kaya akan karbohidrat, namun harus pintar-pintar memilih sereal karena banyak yang hanya berisi gula berlebihan; protein seperti daging, telur, dan kacang-kacangan; serta, buah dan sayur.
Berdasarkan Sharon Collison, seorang ahli gizi dan instruktur klinis nutrisi Universitas Delaware, waktu yang tepat untuk sarapan adalah satu jam setelah bangun tidur. Sejalan dengan Collins, Kim Larson, seorang ahli gizi dan pendiri Total Health, menyatakan bahwa sarapan yang baik adalah ketika setelah bangun tidur. Sebab, semakin cepat sarapan setelah bangun tidur dapat meningkatkan metabolisme tubuh.
JACINDA NUURUN ADDUNYAA