Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta tentang Migrain yang Perlu Anda Tahu

Reporter

image-gnews
Ilustrasi migrain. Shutterstock
Ilustrasi migrain. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala sebelah atau migrain mempengaruhi hingga 148 juta orang di seluruh dunia. Beberapa bukti menunjukkan prevalensi migrain mungkin meningkat secara global.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), migrain sekitar dua kali lebih umum pada wanita daripada pria. Gejala utama migrain yang sering sakit kepala sedang hingga parah dan 85 persen orang dengan migrain mengalami rasa sakit yang berdenyut. Namun, sekitar 60 persen orang, rasa sakitnya hanya di satu sisi dan sekitar 80 persen orang mengalami mual dan 30 persen muntah.

Selain itu, hampir semua orang dengan migrain mengalami peningkatan kepekaan terhadap cahaya (90 persen) dan suara (80 persen). Sayangnya, ada beberapa mitos yang dipercaya oleh masyarakat sampai sekarang. Vernon Williams, ahli saraf bersertifikat/ahli saraf olahraga dan direktur Pusat Neurologi Olahraga dan Pengobatan Nyeri di Institut Cedars-Sinai Kerlan-Jobe di Los Angeles, menjabarkan mitos tersebut, seperti dilansir dari Medical News Today.

Migrain tidak serius
“Sebagian besar jenis migrain tidak serius. Namun, mereka bisa menjadi kronis dan terkadang melemahkan dan melumpuhkan jika tidak diobati secara memadai,” jelasnya.

Banyak orang dengan migrain juga mengalami penurunan produktivitas saat bekerja dan gangguan aktivitas keluarga, sosial, dan waktu luang mereka. Perlu juga dicatat tidak semua jenis migrain sama.

“Ada jenis migrain yang disebut migrain hemiplegia yang cenderung bersifat familial, terkait dengan gejala neurologis, gejala aura yang melanjutkan migrain, dan dapat menyebabkan stroke,” jelasnya.

Namun, migrain hemiplegia yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan yang signifikan pada satu sisi tubuh jarang terjadi, mempengaruhi sekitar 0,01 persen populasi. Dalam kebanyakan kasus, kelumpuhan sembuh dalam beberapa jam atau hari, jarang, bisa sampai empat minggu. Namun, dalam beberapa kasus yang sangat jarang, migrain hemiplegia dapat menyebabkan kelumpuhan yang berlangsung lama.

Migrain hanya sakit kepala
Ini tidak benar dan perlu dicatat tidak semua migrain melibatkan sakit kepala. Seperti yang dijelaskan Dr. McVige, “Migrain sebenarnya adalah gangguan sakit kepala primer dan lebih dari sekadar sakit kepala. Faktanya, sakit kepala hanyalah salah satu gejala migrain dan beberapa migrain tidak menimbulkan sakit kepala sama sekali.”

Menurut Williams, migrain secara klinis didefinisikan sebagai jenis sakit kepala tertentu yang lebih intens dan biasanya memiliki gejala yang menyertai selain sakit yang dirasakan di kepala. Menurutnya, orang dengan migrain dengan sakit kepala akan mengalami kombinasi gejala berikut:

-Nyeri berdenyut sedang hingga parah yang terasa seperti melanda seluruh kepala atau berpindah dari satu sisi kepala ke sisi lain.

-Kepekaan yang meningkat terhadap suara, bau, atau cahaya. Masalah penglihatan, termasuk buram, titik terang atau berkedip, garis bergelombang atau bergerigi.

-Masalah perut, yang dapat mencakup kehilangan nafsu makan, mual, muntah, atau perut tidak nyaman.

Williams juga menguraikan perbedaan lain antara migrain dan sakit kepala. Misalnya, beberapa orang mungkin mengalami apa yang disebut tahap prodromal. Dia mengatakan kepada MNT beberapa orang dengan migrain mungkin melihat perubahan halus dalam rutinitas harian hingga 1-2 hari sebelum migrain terjadi, semacam periode peringatan.

Meskipun perubahan ini bervariasi antarindividu, dia mengatakan beberapa tanda prodromal yang paling umum adalah menguap berlebihan, depresi, lekas marah, dan leher kaku. Beberapa orang dengan migrain mungkin juga mengalami migrain aura.

Williams berkata, “Migrain aura adalah gejala neurologis yang langsung mendahului sakit kepala. Ini mungkin terdiri dari gangguan visual (melihat lampu berkedip atau mengalami kehilangan sebagian penglihatan yang secara bertahap menyebar ke seluruh bidang visual), atau fenomena sensorik lain (mati rasa atau kesemutan secara bertahap menyebar ke seluruh wajah atau ke bawah lengan). Meskipun gejalanya merupakan tanda yang tidak menyenangkan, sakit kepala migrain mungkin sedang terjadi, menurut Williams ada sisi baiknya.

"Tanda-tanda peringatan ini memberikan kesempatan untuk memulai pengobatan sangat awal dalam perjalanan episode migrain, yang secara signifikan meningkatkan kemungkinan pengobatan akan berhasil," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Daripada menunggu rasa sakit datang, ia menyarankan minum obat sesegera mungkin berdampak paling besar.

Kafein sebabkan migrain
Kafein tidak menyebabkan migrain tetapi bisa menjadi pemicu bagi sebagian orang. Kopi dan migrain memiliki hubungan yang kompleks. Seperti yang dikatakan Mikhael, konsumsi kafein yang berlebihan dapat memicu migrain. Namun, kafein secara umum dapat membantu meringankan sakit kepala, termasuk migrain.

Menurut McVige, beberapa orang menemukan minum kafein pada awal serangan menurunkan intensitas dan dapat membantu meringankan rasa sakit. Tetapi konsumsi kafein secara teratur sebagai pengobatan tidak disarankan. Untuk menambah tingkat kerumitan ekstra, McVige memberi tahu minuman berkafein dapat memicu serangan migrain. Tetapi mengurangi kafein merupakan pemicu migrain yang lebih sering lagi.

Dalam ulasan terbaru tentang interaksi antara kafein dan migrain, penulis menyimpulkan secara keseluruhan, berdasarkan tinjauan terhadap literatur saat ini, tidak ada bukti yang cukup untuk merekomendasikan penghentian kafein kepada semua pasien migrain. Namun, konsumsi kafein yang berlebihan dapat menyebabkan migrain kronis dan mengurangi kafein secara tiba-tiba dapat memicu migrain.

Obat sakit kepala akan menyembuhkan migrain. Saat ini, tidak ada obat untuk migrain tetapi obat-obatan pasti dapat membantu. “Penyembuhan bukanlah pengendalian gejala dan pencegahan migrain adalah istilah yang lebih tepat,” kata Mikhael kepada MNT.

Tidak ada obat yang dapat membantu mengobati migrain
Mikhael mengatakan, “Itu adalah pernyataan yang salah. Beberapa obat tersedia untuk membantu dan mengendalikan migrain secara signifikan.”

McVige mencantumkan beberapa obat yang dapat meredakan migrain, termasuk analgesik over-the-counter (OTC), triptan, antagonis calcitonin gene receptor peptide (CGRP), gepants, obat antidepresan, obat antikejang, dan beta-blocker. Pilihan nonfarmasi yang efektif juga tersedia.

“Setidaknya 8 jam tidur setiap malam, minum delapan gelas air per hari, memberi tubuh nutrisi yang sehat dan menghilangkan sebanyak mungkin sumber stres ekstra akan menempatkan tubuh pada jalur cepat untuk meningkatkan ambang batas migrain. Ini berarti risiko terkena migrain berkurang, bahkan ketika terkena pemicu yang diketahui," tuturnya.

Williams juga menjelaskan mengikuti gaya hidup sehat pada akhirnya dapat menghilangkan kebutuhan minum obat sakit kepala yang diresepkan. Obat-obatan juga dapat menyebabkan sakit kepala itu sendiri, dalam fenomena yang disebut sakit kepala karena penggunaan obat yang berlebihan, terlalu sering minum obat.

Williams juga menjelaskan ada banyak pilihan obat resep yang sangat efektif untuk mengurangi frekuensi migrain dan lainnya yang dapat menghentikan migrain. Jika mengalami migrain, ada baiknya menemui dokter yang dapat memastikan diagnosis dan rencana perawatan.

Tidak dapat mendiagnosis migrain tanpa pemeriksaan pencitraan
Menurut Mikhael, pernyataan ini salah. Migrain adalah diagnosis klinis dan tidak memerlukan pencitraan apapun untuk memastikannya. Pencitraan hanya diindikasikan jika gejalanya tidak jelas atau ada gejala neurologis atau tanda peringatan. Ini adalah saat pencitraan akan diperlukan untuk mengesampingkan patologi.

“Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis migrain,” kata Dr. McVige, “Untuk membuat diagnosis yang akurat, dokter harus mengidentifikasi pola sakit kepala berulang bersama dengan gejala terkait yang berlanjut setidaknya selama tiga bulan.”

Tidak bisa minum obat migrain jika hamil
“Obat migrain, seperti triptan, relatif aman selama kehamilan, terutama setelah trimester pertama,” kata Mikhael.

Acetaminofen juga aman, tetapi beberapa obat antikejang harus dihindari karena risikonya. “Sebelum hamil, penting bagi orang untuk berbicara dengan dokter tentang rencana perawatan migrain, apakah menggunakan OTC, obat resep, atau keduanya,” kata McVige. “Tidak semua obat aman selama kehamilan. Beberapa benar-benar terlarang, sementara obat lain dapat ditambahkan kembali setelah trimester pertama yang kritis.

Baca juga: Pusing Vs Sakit Kepala, Tahukah Bedanya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

2 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

2 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

2 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.


Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

4 hari lalu

Ilustrasi obat. TEMPO/Subekti
Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

10 hari lalu

ilustrasi minum obat (pixabay.com)
4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

14 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

18 hari lalu

Truk bantuan yang membawa pasokan kemanusiaan diparkir di dekat pagar perbatasan sebelum memasuki Gaza melalui Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka yang memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel


Tanda Sudah Waktunya Potong Rambut, Termasuk Migrain

20 hari lalu

Ilustrasi wanita potong rambut. Freepik.com/Racool_studio
Tanda Sudah Waktunya Potong Rambut, Termasuk Migrain

Ada tanda-tanda umum sudah waktunya Anda potong rambut, bukan hanya karena sudha terlalu panjang. Berikut di antaranya